Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 17:51 WIB | Jumat, 24 November 2023

Finlandia Tutup Empat Penyeberangan dengan Rusia, Kendalikan Masuknya Migran

Tiga lagi akan ditutup. Sebagian migran yang masuk melalui perbatasan negara Nordik itu dari Timur Tengah dan Afrika.
Beberapa migran antre di perlintasan perbatasan internasional antara Rusia dan Finlandia di Sala, Finlandia Utara, pada hari Rabu (22/11). (Foto: Jussi Nukari/Lehtikuva via AP)

HELSINKI, SATUHARAPAN.COM-Penjaga perbatasan dan tentara Finlandia mulai memasang penghalang termasuk penghalang beton yang dilapisi kawat berduri di beberapa titik persimpangan di perbatasan panjang negara Nordik dengan Rusia untuk mengendalikan masuknya migran dengan lebih baik, kata para pejabat Rabu (22/11).

Finlandia mengatakan akan menutup tiga titik penyeberangan lagi, sehingga hanya menyisakan satu titik di Arktik yang terbuka bagi para migran yang mencari suaka.

Sekitar 600 migran tanpa visa dan dokumentasi yang memadai, sebagian besar dari Timur Tengah dan Afrika, telah tiba di Finlandia pada bulan November dibandingkan dengan beberapa lusin migran pada bulan September dan Oktober. Para pendatang tersebut termasuk warga Afghanistan, Irak, Suriah, Yaman, Kenya, Maroko dan Somalia, kata pejabat perbatasan.

“Kita perlu melakukan ini untuk menjaga ketertiban (di titik persimpangan) dan menjamin keamanan lalu lintas perbatasan yang sah,” kata Tomi Tirkkonen, wakil komandan distrik penjaga perbatasan Kainuu di Finlandia timur, kepada The Associated Press.

Kremlin telah menyuarakan penyesalan atas keputusan Finlandia untuk menutup pos pemeriksaan dan menolak klaim pihak berwenang Finlandia bahwa Rusia telah mendorong masuknya migran ke perbatasan untuk menghukum Finlandia karena bergabung dengan NATO.

Distrik Tirkkonen memantau dan mengawasi dua dari sembilan titik penyeberangan Finlandia di perbatasan dengan Rusia, yang membentang sepanjang 1.340 kilometer (830 mil), berfungsi sebagai perbatasan eksternal Uni Eropa dan merupakan sisi timur laut NATO.

Pemerintah Finlandia memutuskan untuk menutup empat penyeberangan perbatasan Rusia yang sibuk di tenggara Finlandia pekan lalu karena dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat perbatasan Rusia.

Pada Rabu malam, Perdana Menteri Petteri Orpo mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan yang diambil pada 16 November “sayangnya belum mampu menghentikan fenomena ini."

Dia mengatakan pemerintah akan menutup tiga titik persimpangan lagi, Vartius, Kuusamo dan Salla, dan hanya membiarkan Raja-Jooseppi, pos pemeriksaan paling utara Finlandia dengan Rusia, tetap terbuka.

Letaknya sekitar 1.100 kilometer (684 mil) di utara ibu kota, Helsinki, dan hingga Sabtu, akan tetap menjadi satu-satunya titik penyeberangan Finlandia yang menerima permohonan suaka dari migran yang datang dari Rusia.

“Tidak diragukan lagi Rusia memperalat migran” sebagai bagian dari “perang hidrid” melawan Finlandia, kata Menteri Luar Negeri Finlandia, Elina Valtonen, pada hari Rabu. Finlandia bergabung dengan NATO pada bulan April setelah puluhan tahun menjalin hubungan persahabatan yang pragmatis dan non blok dengan Moskow.

“Kami mempunyai bukti yang menunjukkan bahwa, tidak seperti sebelumnya, tidak hanya otoritas perbatasan Rusia yang membiarkan orang-orang tanpa dokumentasi yang tepat memasuki perbatasan Finlandia tetapi mereka juga secara aktif membantu mereka memasuki zona perbatasan,” kata Valtonen dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada hari Rabu (22/11).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihak berwenang Rusia siap bekerja sama dengan para pejabat Finlandia untuk mencapai kesepakatan mengenai masalah perbatasan. Dia berpendapat bahwa Finlandia seharusnya “mengemukakan kekhawatirannya untuk mencari solusi yang dapat diterima bersama atau menerima penjelasan,” katanya.

Pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil duta besar Finlandia di Moskow untuk mengajukan protes resmi atas penutupan pos pemeriksaan yang paling aktif digunakan di perbatasan.

Sekitar 30-70 migran tiba setiap hari di pos pemeriksaan Vartius di Kainuu dan pos pemeriksaan Salla di kawasan Lapland Arktik, Finlandia. dimana kondisi musim dingin meliputi suhu minus 20 derajat Celcius (minus empat Fahrenheit) dan banyak salju.

Andrei Chibis, gubernur wilayah Murmansk utara Rusia yang berbatasan dengan Finlandia, pada hari Rabu memposting foto para migran di sebuah tenda dekat pos pemeriksaan Salla yang didirikan oleh otoritas regional agar mereka dapat menghangatkan diri, makan dan minum teh panas. Dia menggambarkan situasi ini sebagai “krisis kemanusiaan” dan mengecam pihak berwenang Finlandia, dengan mengatakan “warga negara asing tidak dapat melintasi perbatasan” ke wilayah Finlandia.

Sebagian besar migran adalah laki-laki muda berusia 20-an dan 30-an tetapi beberapa di antara mereka adalah keluarga dengan anak-anak dan perempuan, menurut data penjaga perbatasan dan foto-foto dari outlet berita.

Jumlah migran yang mencoba menyeberang ke Finlandia sangat tinggi dan pemerintahan sayap kanan Orpo menuduh Moskow sengaja mengantarkan migran ke zona perbatasan Rusia-Finlandia yang biasanya berada di bawah kendali ketat Dinas Keamanan Federal Rusia, atau FSB.

“Ada perubahan luar biasa dalam modus operandi Rusia” sehubungan dengan migran dan pergerakan mereka di perbatasan Rusia-Finlandia, kata Tirkkonen, seraya menambahkan bahwa Finlandia akan mendapatkan bantuan dari badan penjaga perbatasan dan pantai Uni Eropa, Frontex, untuk menangani situasi tersebut.

Finlandia, negara berpenduduk 5,6 juta jiwa, bergabung dengan NATO sebagai respons langsung terhadap perang Rusia dengan Ukraina. Banyak yang menafsirkan manuver migran Moskow sebagai pembalasan terhadap keputusan Helsinki untuk bergabung dengan aliansi militer Barat, namun para analis mengatakan motif utama Rusia melakukan tindakan tersebut masih belum jelas. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home