Fisikawan Stephen Hawking Boikot Konferensi Israel
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Fisikawan teoritis terkenal, Stephen Hawking, menyatakan memboikot konferensi akademis di Israel yang rencananya akan diselenggarakan pada Juni mendatang. Demikian diberitakan sejumlah media di Eropa, Kamis (9/5).
Keputusan Hawking untuk memboikot konferensi yang diselenggarakan oleh kantor kepresidenan Israel itu berkaitan dengan boikot yang dilakukan para akademisi Palestina. Tindakannya ini dikatakan menunjukkan solidaritas, dan mengekspresikan pendapatnya mengenai konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.
Keputusan itu disesalkan akademisi lain dan pihak penyelenggara. "Boikot akademis terhadap Israel dalam pandangan kami keterlaluan dan tidak tepat, tentu saja untuk seseorang yang memiliki semangat kebebasan dalam kemanusiaan dan akademis," kata ketua konferensi Israel, Maimon dalam sebuah pernyataan yang dimuat di christianpost.com, Kamis.
Sementara dari seorang juru bicara untuk kelompok Fair Play, yang berkampanye melawan boikot Israel, terkejut bahwa Hawking tidak mengambil kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya terhadap konflik yang sedang berlangsung.
"Profesor Hawking bisa bergabung dalam konferensi dan menjelaskan pandangannya tentang konflik di kawasan itu, seperti yang dilakukan peserta lain…dengan memboikot konferensi, ia telah dibuang kesempatan tersebut dan tidak membantu siapa pun,” kata kelopmpok Fair Play.
Seorang juru bicara untuk Kampanye Solidaritas Palestina mengatakan tentang boikot Hawking bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara apapun yang dianggap perlu.
Keputusan Hawking ini mengundang reaksi berseberangan antara yang mendukung Israel dan pendukung Palestina. Bahkan kelompok pendukung Palestina juga mendorong untuk boikot di bidang investasi dan sanksi bagi Israel.
Fisikawan Paling Cemerlang
Stephen Hawking adalah mantan Profesor Matematika di Universitas Cambridge dan penulis buku A Brief History of Time yang merupakan bestseller internasional. Sekarang dia menjabat sebagai Direktur Penelitian pada Centre for Theoretical Cosmology di Cambridge. Buku yang lain karyanya adalah Black Holes and Baby Universe and The Universe in a Nushell.
Pada tahun 1963, Hawking menderita sakit syaraf motorik dan disebutkan hanya akan bertahan hidup selama dua tahun. Namun dia pergi ke Cambridge untuk menjadi seorang peneliti brilian dan pengajar di Gonville and Caius College. Sejak 1979, dia menjabat sebagai Lucasian Profesor di Cambridge, jabatan yang pernah diduduki Isaac Newton tahun 1663.
Profesor Hawking memiliki lebih dari selusin gelar kehormatan. Dia anggota Royal Society dan anggota dari US National Academy of Science. Stephen Hawking dianggap sebagai salah satu fisikawan teoretis paling cemerlang setelah Albert Einstein.
Editor : Sabar Subekti
PGI Ajak Agama Bangun Perubahan Perilaku Pro Kehidupan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyatakan bahwa agama berpe...