Freeport Tawarkan Investasi Saham 10,6 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Freeport telah menawarkan investasi saham kepada pemerintah Indonesia sebesar 10,6 persen. Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Said Didu.
"Berapa besarnya saya belum tahu, namun tawaran sudah diajukan beberapa hari yang lalu dengan saham 10,6 persen," kata Said Sidu ketika berdiskusi dengan wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, hari Jumat (16/10).
Lebih lanjut ia menjelaskan, batas waktu yang diberikan adalah 90 hari untuk menyelesaikan tawaran tersebut, kalau tidak akan dianggap setuju.
Pada saat ini permintaan tersebut sedang diproses oleh Kementerian Keuangan, bila berminat maka akan dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
"Untuk saat ini belum ada, karena dalam pembahasan APBN tidak ada pembicaraan dana divestasi," katanya.
Pilihan selanjutnya adalah pengambilan saham dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), namun kondisinya adalah tidak ada BUMN yang mampu memiliki kekuatan modal sebanyak itu, harus ada penyuntikan dana.
"Bisa juga BUMD, namun harus bekerja sama dengan swasta, dan harus warga negara Indonesia seharusnya, agar biar bagaimanapun memberi manfaat dampak yang baik bagi masyarakat lokal ataupun nasional," katanya.
Pilihan terakhir adalah memberikan pada bursa efek Indonesia lewat mekanisme Initial Public Offering (IPO), agar kepemilikkan saham lebih terbuka dan bisa dipantau masyarakat.
Sebelumnya, PT Freeport telah menawarkan perpanjangan kontrak hingga tahun 2021 dengan nilai kontrak mencapai Rp 18 miliar dolar AS kepada pemerintah Indonesia.
"Kami bersama Freeport sepakat menjaga kerja sama dengan nilai investasi senilai 18 miliar dolar AS. Nantinya akan dieksekusi dengan payung kontrak sampai 2021," kata Menteri ESDM, Sudirman Said.
Ia menjelaskan bahwa pada tanggal 14 Oktober 2015 Freeport mengajukan penawaran kontrak kepada Indonesia. Dan pemerintah RI mempunyai waktu 90 hari untuk melakukan penawarannya.
Sudirman mengatakan, Freeport Indonesia menambah investasi ketika masa kontrak belum habis dikarenakan untuk melakukan persiapan pembangunan tambang bawah tanah terbesar di dunia dengan kedalaman 1.300-3.000 meter.
"Nanti kami akan sesuaikan IPO dan aturan mengenai penawaran baru ini," katanya. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...