Gadis Austria Anggota NIIS Diduga Meninggal
WINA, SATUHARAPAN.COM – Satu dari dua remaja Austria yang terbang ke Suriah pada April untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) diyakini telah meninggal.
Samra Kesinovic, 16, dan temannya Sabina Selimovic, 15, menghilang dari rumah Wina mereka awal tahun ini.
Tak lama kemudian mereka mengunggah gambar diri mereka sendiri memegang senapan Kalashnikov, dikelilingi orang-orang bersenjata. Foto tersebut dikhawatirkan polisi Austria digunakan sebagai poster perekrutan militan untuk gadis-gadis muda.
Namun, belum diketahui siapa tepatnya di antara remaja itu yang meninggal. Juga, kematiannya belum secara resmi dikonfirmasi oleh pemerintah Austria.
Alexander Marakovits, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan kepada The Salzburger News, “Kami juga memiliki informasi ini dan telah memeriksa itu, tapi tidak bisa mengatakan dengan kepastian yang mutlak bahwa itu benar. Namun, orangtua mereka telah diberi tahu bahwa kemungkinan putri mereka meninggal.”
Konrad Kogler, Direktur Jenderal Keamanan Publik, juga menegaskan ada rumor yang belum diverifikasi dari kematian salah satu remaja itu pada acara televisi ORF, Minggu (14/9).
Motivasi dua gadis keturunan Bosnia itu tidak jelas. Namun sebelum pergi, mereka memiliki kontak dengan pemuda Chechnya dan mengunjungi sebuah masjid di distrik kedua Wina.
Dan pekan lalu, polisi menyatakan keprihatinan bahwa dua gadis itu menginspirasi teman sebaya mereka. Sebab, dua gadis remaja lainnya tertangkap sedang berusaha meninggalkan negara untuk bergabung dengan NIIS.
Walaupun begitu, tidak diketahui apakah mereka kelompok yang berhubungan dengan Samra dan Selimovic yang hingga kini tetap menghilang meskipun pada kenyataannya mereka sedang diburu oleh Interpol.
Dalam update di media sosial yang diunggah oleh keduanya terlihat mereka mengenakan pakaian Muslim tradisional dan dalam beberapa kasus, berdiri di samping pria yang memegang senjata.
Sebanyak 130 orang dari Austria kini diyakini berjuang sebagai jihad di luar negeri.
Lebih dari setengah dari jihadis Austria ini awalnya berasal dari wilayah Kaukasus dan memiliki izin tinggal yang sah di Austria.
Sementara itu, dua Salafi ditangkap di sebuah kota perbatasan Jerman dalam perjalanan ke Suriah melalui Austria.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Austria Alexander Marakovits mengatakan mereka menyadari masalah yang meningkat dengan anak-anak yang ingin meninggalkan negara itu karena alasan yang sama.
Dia berkata: “Jika kita bisa menangkap mereka sebelum mereka meninggalkan kita memiliki kesempatan besar untuk bekerja dengan orangtua mereka dan lembaga-lembaga lain. Tujuannya, membawa anak-anak keluar dari lingkup pengaruh yang mendorong mereka untuk beraksi.”
“Begitu mereka meninggalkan negara itu, bahkan jika mereka kemudian berubah pikiran, maka itu adalah hampir mustahil untuk mendapatkan mereka kembali.” (dailymail.co.uk)
Artikel-artikel terkait perekrutan dan kekejaman Negara Islam Irak dan Suriah dapat Anda baca di:
- Interpol Memburu Remaja Perempuan Jihadis Austria
- Profesional Muslim Diajak Bergabung dengan Kekhalifahan ISIL
- Gereja Khaldea Bantu Pengungsi Muslim Selama Ramadan
- ISIS Ledakkan Makam Nabi Yunus di Mosul
- Profil Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi Mantan Tahanan AS
- ISIS Eksekusi Tujuh Orang Keluarga Muslim
- Perempuan Tunisia Melakukan Jihad Seks di Suriah
- Pemerintah Tunisia Cegah Jihad Seks ke Suriah
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...