Gadis Haid Meninggal Akibat Praktik Hindu di Nepal
KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM - Seorang remaja berusia 15 tahun meninggal dunia di Nepal setelah dia diasingkan ke sebuah gubuk karena sedang haid, berdasarkan praktik Hindu kuno yang telah dilarang selama lebih dari satu dekade, kata polisi hari Senin (19/12).
Sejumlah penganut Hindu menganggap wanita yang sedang menstruasi tidak murni dan di beberapa wilayah di Nepal mereka dipaksa berdiam di sebuah gubuk atau kandang sapi selama berhari-hari, praktik yang dikenal sebagai chhaupadi.
“Kami sedang menyelidiki kasus ini. Kami menduga dia meninggal karena mati lemas akibat asap dari api yang dia nyalakan untuk menghangatkan dirinya,” kata inspekstur distrik setempat Badri Prasad Dhakal kepada AFP.
Berdasarkan praktik tersebut, perempuan dilarang ambil bagian dalam kegiatan rutin keluarga selama menstruasi dan setelah melahirkan, dan tidak dapat berkontak dengan pria yang ada di keluarga.
Pemerintah melarang chhaupadi pada 2005, tapi Mohna Ansari dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Nepal mengatakan para pemimpin daerah harus berbuat lebih banyak untuk menegakkan larangan itu.
“Kami memiliki larangan hukum, tapi aparat penegak hukum tidak memberlakukannya dengan tegas,” katanya.
“Penting bagi kita untuk berusaha mengubah sikap orang-orang tersebut dan meningkatkan kesadaran terhadap praktik itu.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...