Kuba Lakukan Penangkapan Massal Setelah Kematian Castro
HAVANA, SATUHARAPAN.COM - Pihak berwenang di kuba melakukan aksi penindakan keras terhadap para pembangkang, menangkap puluhan orang, mencegah sejumlah orang lainnya berunjuk rasa di Havana dan menahan seorang pengacara hak asasi manusia (HAM) Amerika Jose Daniel Ferrer, kata para aktivis pada Minggu (18/12).
Dalam operasi antipembangkang pertama sejak kematian Fidel Castro pada bulan lalu, Presiden Raul Castro tampaknya ingin menunjukkan bahwa negara komunis itu enggan menerima perbedaan pendapat.
Sebuah pertemuan di wilayah timur negara tersebut menjerat puluhan orang dan menggagalkan aksi demonstrasi yang bertujuan menuntut pembebasan tahanan politik.
“Ada sebuah operasi gabungan pada pukul 6.00 di Santiago dan Palma Soriano. Mereka menggerebek empat rumah, dan sejauh ini kami mendapatkan 42 laporan penangkapan -- 20 di Santiago, 12 di Palma dan 10 di Havana,” kata Jose Daniel Ferrer kepada AFP melalui telepon.
Ferrer (46) yang mengepalai Uni Patriotik Kuba (Union Patriotica de Cuba/Unpacu) menyerukan demonstrasi untuk menuntut pembebasan tahanan perang. Castro menegaskan tidak ada tahanan politik dan yang ada hanya pelanggar hukum.
Ferrer mengatakan dia ditahan di Santiago, kota terbesar kedua Kuba, di unit polisi yang dikenal sebagai Micro 9.
“Mereka mengancam saya, dan mengatakan dengan menyerukan demonstrasi saya menyebabkan huru-hara... pembangkangan dan spionase,” ujar Ferrer.
Sebagian besar pembangkang tidak ditahan terlalu lama. Terkadang, pihak berwenang melarang mereka keluar rumah untuk mencegah mereka menghadiri aksi unjuk rasa.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...