GAMKI: Perempuan Miliki Peran Dalam Perpolitikan RI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perempuan saat ini memiliki peran di dalam sistem perpolitikan di Indonesia.
Pernyataan ini terungkap pada seminar nasional yang dilaksanakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Angkatan Muda Indonesia (GAMKI) di Graha Oikumene Lantai 3. Jalan Salemba Raya No 10 Jakarta, pada hari Senin (30/11).
Kepala Biro Perempuan dan Anak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jennie E Keliat, mengatakan saat ini politik di Indonesia diwarnai oleh lunturnya semangat nasionalisme, semangat cinta tanah air dan rasa memiliki bangsa Indonesia.
"Selaku perempuan kita harus bersatu dan mengambil peran dalam perpolitikan Indonesia karena perempuan hidup dalam kendali politik dan sebagai penerima pertama dari dampak politik," kata dia.
Dia juga menjelaskan ilmu politik sangat berkaitan dengan dengan kehidupan sehari-hari. Soalnya, politik menentukan semakin mahal atau semakin murah biaya yang harus dikeluarkan masyarakat. Selain itu, kata dia, politik juga tidak hanya menyentuh sedikit orang seperti tarik-menarik kepentingan antara elit politik. Politik juga bersentuhan dengan hal yang terkecil yang dihadapi banyak orang, seperti naik-turunnya tarif angkutan umum.
"Wawasan kebangsaan sangat penting di dalam perpolitikan Indonesia, karena wawasan kebangsaan Indonesia yang dibangun adalah Bhineka Tunggal Ika. Semboyan ini mewarnai kehidupan warga dalam berbangsa dan bernegara yang mampu membawa Indonesia mencapai puncak kemegahaannya sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," katanya
Politisi Partai Golkar, Nurul Arifin, mengatakan perempuan saat ini tidak haram untuk ikut berpolitik karena perempuan memiliki sifar melahirkan, merawat dan menghidupi dalam menghadapai perpolitikan Indonesia saat ini.
"kondisi saat ini, perang saudara, perang suku dan agama terjadi di dunia, kapitalisme melahirkan individualisme sehingga pola hidup bangsa Indonesia yang dulu senang bergotong-royong, saat ini sudah luntur. Selain indvualisme, kapitalisme juga melahirkan hedonisme yang menyebabkan lahirnya korupsi karena ingin cepat kaya. Hedonisme juga melahirkan sifat konsumtif.
Padahal, lanjut dia, menurut prinsip ekonomi, manusia tidak membutuhkan keinginan duniawi tetapi apa yang kita butuhkan saat ini, karena keinginan itu tidak ada habis-habisnya," katanya. (Bob)
Editor : Eben E. Siadari
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...