Gara-gara Video Sisir Rambut Istri, Pasangan di Kuwait Ditangkap Polisi
KUWAIT, SATUHARAPAN.COM-Otoritas keamanan Kuwait menangkap pasangan yang baru menikah, pada hari Selasa (21/1) setelah mereka memposting klip video yang disebutnya sebagai "tidak bermoral" tentang dari diri mereka sendiri di media sosial. Video itu menampilkan gambar sang suami menyisir rambut istrinya.
Satu sumber keamanan Kuwait mengatakan kepada media setempat bahwa tuntutan telah diajukan pada penuntutan umum terhadap pasangan itu, dan menuduh mereka melanggar kesopanan publik.
Detektif mengidentifikasi pasangan itu dari video dan menggerebek rumah mereka sebagai bagian dari penyelidikan mereka, menurut laporan media Al Araby.
Pasangan itu diduga mempublikasikan video tersebut dengan tujuan untuk memprovokasi pengikut mereka, menurut media Aarab Saudi melaporkan.
Dalam video itu, sang suami menyisir rambut istrinya ketika mereka bercanda di depan kamera. Pria itu, yang berasal dari Bidouin, kelompok minoritas warga negara Kuwait, dan istrinya, orang Kuwait, memposting video di akun Twitter, menurut berita Gulf News dan Erem.
Video itu memicu reaksi keras dan dikomentari sebagai video cabul, serta dianggap bertentangan dengan tradisi masyarakat Kuwait.
"Investigasi kriminal secara ketat segera menindaklanjuti situs jejaring sosial dan tidak akan pernah membiarkan pelanggaran tidak bermoral yang bertentangan dengan sifat masyarakat Kuwait yang konservatif," kata sumber yang dikutip Gulf News.
November lalu, seorang lelaki Kuwait diinterogasi setelah dia mengumumkan secara online sebuah kompetisi untuk perempuan yang memiliki kaki paling indah.
Ada sekitar 100.000 orang Bidouin di Kuwait, yang telah tinggal di negara itu setidaknya untuk beberapa generasi, tetapi mereka telah ditolak kewarganegaraannya oleh pemerintah Kuwait.
Mereka mengatakan bahwa nenek moyang mereka tinggal di daerah pedesaan yang terpencil dan gagal mendaftar dengan pihak berwenang ketika Kuwait memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1961.
Kuwait, yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia, memperlakukan mereka sebagai penduduk ilegal dan menolak akses untuk mereka mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...