GCC Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata untuk Iran
SATUHARAPAN.COM-Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang beranggotakan enam negara telah meminta PBB untuk memperpanjang embargo senjata internasional terhadap Iran, sebuah langkah yang didorong kuat oleh Amerika Serikat.
Sekretariat GCC, kelompok yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (9/8) bahwa campur tangan Iran yang berkelanjutan di negara-negara tetangga membuat perpanjangan embargo senjata diperlukan.
Embargo senjata terhadap Iran saat ini akan berakhir pada 18 Oktober di bawah kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia, yang dihentikan Washington pada 2018.
Permintaan tersebut, dalam sebuah surat kepada Perserikatan Bangsa-bangsa, merupakan unjuk persatuan dari GCC. Pada pertengahan 2017, Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan politik, perdagangan, dan transportasi dengan Qatar atas tuduhan mendukung terorisme dan menyesuaikan diri dengan Iran.
"Tidak tepat untuk mencabut pembatasan pasokan senjata dari dan ke Iran sampai Iran menghentikan kegiatan destabilisasi di kawasan itu dan berhenti memasok senjata kepada organisasi teroris dan sektarian," kata pernyataan dari Sekretaris Jenderal GCC, Nayef Falah Mubarak al-Hajraf.
Jika Amerika Serikat tidak berhasil memperpanjang embargo, itu mengancam akan memicu pengembalian semua sanksi PBB terhadap Iran di bawah proses yang disepakati dalam kesepakatan 2015.
Resolusi yang dirancang AS membutuhkan setidaknya sembilan suara untuk menghadapi Rusia dan China yang akan menggunakan hak veto mereka, yang menurut sinyal Moskow dan Beijing akan mereka lakukan. Beberapa diplomat mempertanyakan apakah Washington dapat mengamankan sembilan suara itu. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...