Gelombang Panas Renggut Nyawa 150 Warga India
ODISHA, SATUHARAPAN.COM – Sebagian besar wilayah India terus dilanda gelombang panas sejak hari Jumat (22/4), dan hari Sabtu (23/4) udara panas mengakibatkan lebih dari 150 orang meninggal dunia.
Menurut situs berita Hindustan Times, hari Sabtu (23/4) beberapa kota mencatat suhu tinggi, dan kenaikan temperatur memicu kelangkaan air yang akut di beberapa negara bagian.
Temperatur di Kota Titlagarh di negara bagian Odisha Barat tercatat pada hari Sabtu (23/4) mencapai yang tertinggi musim ini jika dibanding negara bagian lainnya yakni mencapai 47 derajat celcius dan Ramagundam di Telangana tercatat suhu mencapai 46,1 derajat celcius.
Distrik Nizamabad adalah tempat terpanas kedua di India dengan temperatur yang meningkat hingga 45,1 derajat celcius. Kemudian kota Anantapur di negara bagian Andhra Pradesh mencatat suhu di bawah 44 derajat celcius.
Direktur Balai Meteorologi India, SC Sahu mengemukakan di negara bagian Odisha, setidaknya tercatat 66 orang meninggal dunia.
“Gelombang panas menjadi masalah serius setidaknya sampai akhir April ini,” kata Sahu.
Pemerintah kota Ranchi dan Nagpur dilaporkan mengupayakan beberapa truk berisi air bersih bagi warga setempat untuk mendinginkan diri.
Pada Mei 2015 – dalam catatan ABC News – gelombang panas yang menyerang India tidak hanya menewaskan ribuan orang namun juga merusak infrastruktur. Jalanan di India pun menjadi korban serangan gelombang panas yang menyebabkan aspal meleleh.
Hal ini terlihat pada rusaknya jalan di New Delhi, salah satunya di dekat Rumah Sakit Safdarjung. Aspal yang meleleh menyebabkan jalanan rusak dan zebra cross terlihat berantakan. Kerusakan jalan memicu kemacetan lalu lintas. (hindustantimes.com/abcnewsgo.com).
Editor : Bayu Probo
Kamala Harris: Negara Harus Terima Hasil Pemilu, Mendesak Pe...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menghadapi penolakan besar-besaran oleh para pemilih Amerika, Kamala ...