Gempa di Hindu Kush, Korban Menunggu Bantuan
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM – Tim penyelamat berpacu melawan waktu untuk mencapai korban selamat akibat gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter yang mengguncang pegunungan Hindu Kush di wilayah Afganistan dan Pakistan, pada hari Rabu (28/10).
Tim berusaha untuk mencapai korban yang menghadapi udara dingin dan kelaparan setelah gempa bumi yang terjadi hari Senin (26/10). Sejauh ini korban meninggal mencapai 370 di kedua negara.
Tim penyelamat menghadapi medan yang sulit, jaringan komunikasi yang terputus, dan situasi keamanan akibat konflik bersenjata di wilayah itu yang tidak stabil. Gempa telah menyebabkan tanah longsor dan meruntuhkan ribuan bangunan.
Menurut AFP, korban menghadapi putus asa dan meminta bantuan selimut, pakaian hangat serta makanan. Mereka banyak yang berkemah di tempat terbuka dalam cuaca yang makin dingin.
"Tidak ada yang datang untuk membantu kami. Kami duduk di tanah terbuka. Ada hujan kemarin, tetapi tidak ada yang datang untuk membantu kami," kata Jamil Khan, korban gempa berusia 24 tahun yang tinggal di Shangla, salah satu distrik di Provinsi Khyber Pakhtunkwa, wilayah Pakistan bagian barat laut yang paling parah diguncang gempa.
Menurut laporan dari Pakistan korban meninggal mencapai 255 orang dan 1.700 orang terluka. Namun jumlah korban bisa meningkat mengingat banyak wilayah yang terkena gempa masih terisolasi dan belum terjangkau.
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, pada hari Selasa (27/10) berjanji memberi bantuan bagi mereka yang rumahnya hancur. Dia mengatakan dalam kunjungan ke Khyber Pakhtunkhwa di mana sebagian besar korban dari daerah ini.
Sementara pejabat Afghanistan mengatakan 115 orang dikonfirmasi tewas dan ratusan lainnya luka-luka, serta 7.600 rumah rusak.
Gempa itu berpusat di dekat Jurm di Afganistan timur laut 250 kilometer dari ibu kotaAfganistan, Kabul, pada kedalaman 213,5 kilometer.
Afghanistan sering dilanda gempa, karena terletak di dekat pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng tektonik India. Gempa pada hari Senin itu terjadi enam bulan setelah gempa besar terjadi di Nepal dan gempa susulan yang menewaskan hampir 9.000 orang. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...