Gereja Katolik Nigeria Ingin Presiden Hentikan Fulani
KAFANCHAN, SATUHARAPAN.COM – Kepala Konferensi Waligereja Nigeria, Ignatius Kaigama mendesak Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari untuk menghentikan budaya kebrutalan dan kebiadaban yang berkembang di Nigeria yang semakin tidak tertandingi dalam sejarah.
Seperti diberitakan Catholic Herald, hari Kamis (12/1) Ignatius Kaigama dari Jos, Nigeria berbicara setelah terjadi serangan yang diduga dilakukan gembala Fulani yang menyerang petani di negara bagian Kaduna bagian selatan, Nigeria pada awal Januari.
“Kami harus meratapi kejadian yang sangat sadis, sehingga kami harus melihat budaya kekacauan, anarki dan tak beradab terus terjadi setiap hari, seolah-olah pembunuhan yang pernah dilakukan oleh Boko Haram tidak cukup,” kata Kaigama.
Keuskupan Kafanchan, yang terletak di negara bagian Kaduna, memperkirakan lebih dari 800 orang meninggal dunia dalam serangan tersebut, dan kerusakan properti dan bahan makanan ditaksir mencapai 17.500.000 dolar AS (sekitar 42 miliar rupiah).
“Kami yang hidup sekarang di Kaduna selatan dan banyak daerah bermasalah lainnya dari bangsa kita sama saja dengan membinasakan rakyat Nigeria yang tidak berdosa,” kata dia.
Kaigama mempertanyakan mengapa manusia dapat menjadi hidup dengan tenang, walau di sisi lain terdapat banyak foto jenazah yang utuh, dipenggal atau dalam keadaan rusak dipajang di media sosial.
”Apa yang mencengangkan adalah ketidakpekaan terhadap pembunuhan. Apakah kita tidak terganggu bila dunia Internasional sedang melihat Nigeria yang warganya mengalami ketakutan yang besar?” kata dia.
Uskup agung itu mengatakan orang-orang muda yang memperoleh kesan bahwa nyawa seseorang murah harganya. Dia mengatakan kehidupan manusia adalah suci dan tidak dapat dikorbankan seolah-olah kehidupan binatang hanya untuk kesenangan atau perayaan.
“Sampai kapan pembunuhan, terkait dengan penalaran gila atau tidak rasional, terus terjadi, terutama di Kaduna selatan, sebelum upaya bersama dilakukan untuk menghentikan pembunuhan tersebut secara permanen?” kata dia.
Data Keuskupan Kafanchan
Sebuah pernyataan dari Keuskupan Kafanchan mengatakan lebih dari 1.400 rumah, 16 gereja, 19 toko, satu sekolah dasar dan lima mobil hancur di 53 desa.
Pernyataan dari keuskupan tersebut juga menginginkan penghentian segera permusuhan dengan pihak yang bertikai, komisi penyelidikan dilembagakan untuk menyelidiki krisis. “Semua pelaku dan yang mendukung kejahatan ini harus dipancing keluar dan dihukum,” kata pernyataan resmi tersebut.
Dalam pernyataan tersebut Keuskupan juga menuntut pembebasan segera sejumlah pemuda dari Kaduna selatan. Pernyataan itu menilai para pemuda dan sejumlah pemimpin di Kaduna selatan ditahan dengan tuduhan palsu.
Pernyataan tersebut menilai pemerintah harus menyediakan bahan bantuan kepada korban serangan dan kompensasi keluarga yang menderita kerugian.
"Komunitas gereja dibanjiri oleh korban gembala Fulani dan sekarang mereka yang berada di bawah pendudukan kelompok Fulani harus dipulangkan, harta benda, rumah, dan lahan pertanian mereka harus kembali segera,” kata dia. (catholicherald.co.uk)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...