Gereja Menangi Sengketa Lahan Melawan Pemerintah Tiongkok
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Pihak berwewenang Tiongkok akhirnya takluk. Mereka memutuskan untuk mengakui hak sebuah gereja di provinsi Henan untuk memiliki sebidang tanah. Ini terjadi setelah kurang dari dua pekan sebelumnya, istri seorang pendeta tewas terkubur hidup-hidup oleh buldoser, tatkala memprotes pembongkaran gereja yang dipimpin suaminya.
Menurut organisasi hak asasi manusia China Aid, sebuah gugus tugas yang dibentuk pemerintah, pada hari Senin (25/4) menyatakan bahwa tanah itu adalah milik pendeta Li Jiangong dan Gereja Beitou di Zhumadian, Henan. Diakuinya juga tidak ada individu atau organisasi lain yang dapat mengklaim tanah tersebut.
Istri Li, Ding Cuimei, meninggal akibat lemas saat ia dan suaminya berdiri di depan buldoser dalam upaya untuk menghentikan pembongkaran gereja mereka pada 14 April. Sebuah perusahaan pengembang setempat dikabarkan ingin mengambil alih properti gereja itu.
Saksi mata mengatakan buldoser mendorong keduanya ke dalam lubang, dan kemudian mereka tertutup tanah. Li berhasil melarikan diri, namun Ding tewas. Pasangan ini memiliki tiga anak.
Kematian Ding memprovokasi kecaman internasional. Pendiri China Aid, Bob Fu, mengecam kematian Ding sebagai "pelanggaran serius terhadap hak untuk hidup, kebebasan beragama dan supremasi hukum".
"Membuldoser dan mengubur hidup-hidup Ding Cuimei, seorang wanita Kristen yang damai dan taat, adalah tindakan yang kejam, membunuh," kata dia, sebagaimana dilaporkan oleh christiantoday.com.
"Pihak berwenang Tiongkok harus segera menangkap pelaku pembunuhan dan mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi kebebasan beragama bagi anggota gereja."
Menanggapi putusan terbaru pemerintah, Fu mengatakan: "Sementara kami senang melihat keputusan pemerintah dan memuji langkah mereka yang di bawah tekanan internasional bertindak cepat untuk menyelesaikan sengketa tanah gereja. Namun kami masih sangat prihatin tentang keadilan bagi keluarga martir ini yang belum dilakukan."
"Kami menyerukan kepada pihak berwenang Tiongkok untuk menahan para pelaku kriminal dengan penyelidikan yang adil dan proses peradilan penuh tanpa hambatan."
Partai Komunis Tiongkok diyakini semakin curiga terhadap pengaruh Kristen, yang mengalami pertumbuhan yang signifikan di Tiongkok. Diperkirakan 1.700 gereja telah dihancurkan atau salib mereka dirobohkan di provinsi Zhejiang, ke timur dari Henan, dan sejumlah besar pendeta dan pengacara hak asasi manusia telah ditangkap dan dipenjarakan.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...