Google Mulai Uji Balon Internet
SELANDIA BARU, SATUHARAPAN.COM - Setelah sukses dengan driverless cars and Google Glass , kembali Tim Google X mengadakan pengujian dengan menerbangkan balon internet untuk menyediakan akses internet keseluruh dunia terutama di daerah terpencil dan tetap menjaga akses internet jika ada gempa bumi. Tim Google X menerbangkan balon internet, Jumat (14/6) kota Christchurch, Selandia Baru.
Seperti dilansir staff.co, balon internet adalah proyek google yang memberikan jaringan internet kepada dua-pertiga dari populasi global yang saat ini tidak memiliki akses internet. Proyek ini dinamakan "Project Loon".
Menurut Mike Cassidy kepala tim, proyek balon internet ini sebagai "pelayaran ke Bulan" Google untuk memberikan solusi radikal terhadap hambatan akses internet yang luas. Dengan membuat sebuah "cincin balon" terbang yang mengitari bumi melalui lapisan stratosfir, menyediakan akses internet ke bumi yang paling bawah.
Balon ini akan melakukan perjalanan dari barat ke timur, di mulai dari pantai Selandia Baru dan melintasi Chile, Argentina, Australia, Afrika Selatan, dan Uruguay. Balon tidak akan terlihat dari bumi dan tidak akan mengganggu sistem pesawat serta sangat mudah untuk dilacak.
Balon internet menggunakan panel surya dan dapat mencakup area seluas sekitar 1.200 kilometer persegi. Bagi masyarakat yang ingin mengakses sinyal internet dapat memasang antena internet di rumah. Koneksi data dari balon bekerja mengirimkan sinyal ke hotspot.
Balon diisi dengan helium, dijalankan oleh tenaga surya dan tingginya sekitar 15m. Teknisi dapat mengontrol pergerakan balon dengan menggeser ke atas atau bawah pada arus udara yang berbeda, sebuah mesin di balon memungkinkan udara masuk dan keluar, mengendalikan ketinggian.
Balon menggunakan antena untuk menangkap internet melalui stasiun bumi di bumi, lalu mengirimkan internet melalui antena pemancar dalam radius 40 km. Pengguna harus menggunakan antena khusus, yang akan terhubung ke internet dari setiap balon yang terbang di atasnya.
Balon-balon melayang di lapisan stratosfer, dan balon terus berpindah tempat. Ke depan akan diluncurkan banyak balon supaya cakupannya dapat konstan.
Balon saat ini hanya mampu bertahan terbang beberapa minggu tetapi telah disiapkan daya tahannya bisa mencapai selama 100 hari. Balon dipantau oleh sistem GPS dan transponder sehingga kontrol lalu lintas udara tahu di mana mereka setiap saat.
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...