Gubernur Rusia Laporkan Kehancuran 40 Sasaran Lintas Udara di Rostov-on-don
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Gubernur wilayah Rostov-on-Don, Rusia, mengatakan pada hari Jumat (5/4) pagi bahwa unit pertahanan udara telah menghancurkan lebih dari 40 sasaran udara, meskipun sebuah gardu listrik rusak.
Vasily Golubev, menulis di aplikasi perpesanan Telegram, mengatakan serangan pesawat tak berawak itu terfokus di distrik Morozovsk, timur laut Rostov-on-Don, yang terletak di perbatasan timur Ukraina. Golubev mengatakan upaya sedang dilakukan untuk memulihkan pasokan listrik di daerah yang terkena dampak.
Ukraina selama berbulan-bulan telah melancarkan serangan pesawat tak berawak di beberapa wilayah Rusia di perbatasannya.
Pembangunan Kembali Mariupol
Sementara itu, dua perusahaan konstruksi Jerman mengambil bagian dalam pembangunan kembali Mariupol yang diduduki Rusia, kota di Ukraina yang jatuh ke tangan pasukan invasi Moskow dua tahun lalu, menurut investigasi pers Jerman pada hari Kamis (4/4).
Kelompok industri Knauf, yang memproduksi eternit, dan WKB Systems, yang memproduksi beton aerasi, telah menyediakan bahan untuk konstruksi di kota yang hampir seluruhnya rata dengan tanah selama bulan-bulan awal perang, menurut penyelidikan majalah Monitor dan ditampilkan di saluran televisi publik ARD.
Monitor mengatakan pihaknya telah menganalisis sejumlah gambar dari lokasi konstruksi di mana logo Knauf muncul, serta laporan aktivitas terperinci yang menunjukkan kehadiran perusahaan Jerman tersebut di kota pelabuhan.
Mariupol jatuh ke tangan pasukan Rusia setelah pengepungan selama dua bulan yang memakan korban jiwa ribuan orang dan menjadikan kota itu puing-puing.
Majalah tersebut juga mengutip “distributor resmi” Knauf yang mempromosikan proyek perumahan di Mariupol, yang dibangun dengan produk Knauf atas nama kementerian pertahanan Rusia.
Produk-produk dari WKB Systems, yang mayoritas dimiliki oleh pengusaha Rusia, Viktor Budarin, juga dapat dilihat di lokasi konstruksi di Mariupol, kata majalah itu.
Knauf, dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan kepada AFP, menegaskan pihaknya “menghormati semua sanksi Uni Eropa, Inggris, dan Amerika terhadap Rusia.”
Grup Bavaria menjalankan 14 lokasi produksi di Rusia dan mempekerjakan 4.000 orang.
Dikatakan bahwa keputusannya untuk tidak menarik diri dari Rusia, seperti yang dilakukan banyak kelompok besar Jerman setelah invasi, adalah di luar “tanggung jawab” terhadap karyawannya.
Sejak penaklukan Mariupol, Rusia telah menerbitkan rencana rekonstruksi kota tersebut, yang merupakan rumah bagi lebih dari 400.000 warga Ukraina sebelum invasi.
“Setiap perusahaan yang berpartisipasi harus bertanya pada diri sendiri siapa yang akan mereka layani,” kata Kementerian Luar Negeri Jerman kepada AFP, sambil menggambarkan klaim rekonstruksi Rusia sebagai “propaganda”.
Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan kepada AFP bahwa pihak berwenang perlu menentukan apakah partisipasi perusahaan-perusahaan Jerman merupakan “pelanggaran sanksi.” (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...