Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sabar Subekti 16:50 WIB | Senin, 25 Juli 2022

Hadapi Serangan Monyet, Otoritas Yamaguchi Gunakan Senjata Penenang

Dilaporkan serangan monyet telah melukai 42 orang dalam beberapa pekan.
Kera Jepang yang biasa ditemukan di sebagian besar wilayah negara itu. (Foto: dok. AFP/Yoshikazu Tsuno)

TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Otoritas lokal di kota Yamaguchi, Jepang, gunakan senjata penenang (bius) untuk menghadapi monyet perampok yang telah melukai 42 orang dalam beberapa pekan terakhir.

Kera Jepang itu terlihat umum di sebagian besar negara, dan merupakan hama di beberapa daerah, memakan tanaman dan bahkan memasuki rumah.

Tetapi serentetan serangan oleh monyet di kota di Jepang barat itu tidak biasa, dengan orang dewasa dan anak-anak menderita luka termasuk goresan dan gigitan.

“Semua kota Yamaguchi dikelilingi oleh pegunungan dan tidak jarang melihat monyet,” kata seorang pejabat kota dari departemen pertanian kepada AFP, yang menolak menyebutkan namanya.

“Tapi jarang melihat serangan sebanyak ini dalam waktu singkat.”

Cedera sejauh ini sebagian besar ringan, tetapi pihak berwenang sekarang beralih ke senjata penenang setelah jebakan yang mereka pasang gagal menjerat primata nakal itu.

“Awalnya hanya anak-anak dan perempuan yang diserang. Baru-baru ini orang tua dan pria dewasa juga menjadi sasaran,” kata pejabat itu.

Kota ini bahkan tidak yakin apakah serangan itu dilakukan oleh banyak monyet atau satu individu yang agresif. Para monyet penyusup dalam beberapa kasus masuk dengan menggeser pintu kasa terbuka, atau masuk melalui jendela.

Pejabat kota dan polisi telah berpatroli di daerah itu sejak serangan pertama sekitar 8 Juli, tetapi belum menangkap monyet.

Cerita tersebut telah menjadi berita utama di Jepang dalam beberapa pekan terakhir, dengan penduduk setempat melaporkan invasi reguler.

“Saya mendengar tangisan datang dari lantai dasar, jadi saya bergegas turun,” kata seorang ayah setempat kepada harian Mainichi Shimbun. “Kemudian saya melihat seekor monyet membungkuk di atas anak saya.” (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home