Harapan Orang Tua
SATUHARAPAN.COM – Suatu hari saya bercakap-cakap dengan seorang Ibu empat anak. Sebagaimana ibu pada umumnya, dia sangat membanggakan anaknya. Sebentar saja mengobrol, langsung diceritakannya harapan bagi anak-anaknya yang sekarang sekitar SMP-SMA.
Anak kedua suka berdagang, tak mau susah-susah kuliah, minta sama ayahnya modal untuk buka franchise. Sambil tersenyum sumringah, Si Ibu bercerita bagaimana anaknya mampu mengalkulasi biaya operasional bakal perusahaannya. ”Anak saya sudah kelihatan calon milyuner,” katanya.
Anak ketiga pintar matematika dan sains, dia mau jadi peneliti, ahli ilmu fisika. Ayahnya sudah mempersiapkan dana untuk pendidikan luar negeri hingga S3. Sejak kecil, dia memang sudah kelihatan bakat ilmuwannya. ”Dia memang beda,” katanya.
Si Bungsu, satu-satunya perempuan, kesayangan keluarga, suka seni, berbakat dalam musik dan tari. Orang tua sepakat memasukkan Si Bungsu sekolah musik di luar negeri. Si Ibu bilang, ”Anak perempuan tidak perlu sekolah muluk-muluk, urusan cari uang itu urusan suami, yang penting dia happy.”
Kemudian dia berhenti. Lho, sepertinya masih ada satu lagi anaknya yang belum diceritakan. Jadi saya tanya, bagaimana dengan yang pertama? ”Oh, Si Kakak,” dia menjawab sambil tersenyum, ”Si Kakak memang agak sulit dengan pelajaran sekolahnya. Setelah beberapa kali pindah sekolah, akhirnya tahun ini dia selesai SMA.” Jadi Si Kakak kuliah apa, Bu? Dia menjawab, ”Kami sedang bergumul, sepertinya dia tidak suka belajar dan bisnis. Tetapi anaknya baik. Mungkin saya akan dorong untuk masuk sekolah pendeta.”
Saya kaget dengan jawabannya dan berpikir dalam hati: ”Apa jadinya Gereja kalau sebagian besar orang tua berpikir seperti ini?”
editor: ymindrasmoro
email: inspirasi@satuharapan.com
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...