Harga Michelle Obama di Mata ISIS Hanya US$ 40
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Edisi terbaru majalah propaganda ISIS terbaru, majalah Dabiq, menjanjikan akan membawa pasar budak ke Barat --dan mengklaim Ibu Negara Amerika Serikat akan dibanderol dengan harga yang tidak terlalu tinggi.
"Saya bersumpah demi Allah, hai kamu yang berpura-pura menjadi berpengetahuan dan berteriak dengan kepalsuan di setiap pertemuan, pasti pasar budak akan dibentuk melawan kehendak politik 'yang benar'!" kutuk Umm Sumayyah al Muhajirah, seorang kolumnis yang diduga seorang perempuan, yang menulis untuk Dabiq dan membela perdagangan budak yang dilakukan kelompok teror itu.
"Dan siapa tahu, mungkin harga Michelle Obama bahkan tidak akan melebihi sepertiga dinar, dan sepertiga dinar terlalu banyak untuk dia!," lanjut dia dalam kolomnya, sebagaimana dikutip oleh thedailybeast.com.
(Perkiraan Januari menempatkan satu dinar emas seharga US $ 139. Itu berarti sepertiga dinar adalah 40 dolar AS)
Umm Sumayyah pada edisi sebelumnya menulis bahwa perempuan wajib hukumnya berimigrasi ke wilayah ISIS sama wajibnya dengan wanita harus mengabdi kepada laki-laki. (Namanya sendiri, al Muhajirah, menunjukkan bahwa ia adalah seorang imigran)
Dalam tulisannya sepanjang enam halaman yang berjudul "Slave Girls or Prostitute" itu, ia membela praktik mengambil budak melalui perang --saby-- sebagai bagian dari ajaran Islam dan sebagai suatu "suara Sunnah kenabian yang agung mengandung banyak kearifan ilahi dan manfaat agama."
Dia bahkan mengutuk pendukung ISIS yang awalnya membantah laporan adanya perbudakan oleh ISIS "seolah-olah tentara 'Khilafah' telah melakukan kesalahan atau kejahatan."
"Dan siapa tahu, mungkin harga Michelle Obama bahkan tidak akan melebihi sepertiga dinar, dan sepertiga dari dinar terlalu banyak untuk dia!"
Berbagai temuan menunjukkan perbudakan di bawah ISIS penuh dengan kekerasan dan kondisi seksual yang brutal. Laporan terbaru oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia bahkan menunjukkan bahwa perempuan Yezidi memilih untuk bunuh diri daripada melanjutkan hidup dengan pentolan ISIS, yang mengakibatkan para pemimpin jihadis ISIS menyita penutup kepala para perempuan muda untuk mencegah dipakai sebagai alat untuk menggantung diri.
Umm Sumayyah, dalam kolomnya itu membela kekejaman ISIS dengan berbalik menuduh bahwa kekejaman terhadap hak asasi manusia yang sejati adalah pelacuran yang terjadi di Barat walaupun mereka bekerja atas kemauan mereka sendiri.
"Seorang pelacur di tanah Anda datang dan pergi, secara terbuka melakukan dosa," tulisnya. "Dia hidup dengan menjual kehormatannya, di depan penglihatan dan pendengaran dari para ulama yang tidak pernah kita dengar suaranya."
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...