Harga Minyak Indonesia Januari 2015 Turun 23,9 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan harga rata-rata minyak mentah Indonesia bulan Januari 2015 berdasarkan perhitungan Formula Indonesian Crude Price (ICP) mencapai US$ 45,30 per barel. Ini berarti penurunan sebesar US$ 14,26 per barel dari Desember 2014 yang mencapai US$ 59,56 per barel atau penurunan 23,9 persen.
Sementara harga Minas/SLC mencapai US$ 45,56 per barel, turun US$ 14,44 per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 60 per barel.
Penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Penurunan itu, menurut siaran pers Kementerian ESDM melalui situs resminya, diakibatkan oleh beberapa faktor.
Pertama, meningkatnya pasokan minyak mentah OPEC, khususnya dari Irak, di mana produksi minyak mentah Irak mencapai 4 juta barel per hari, meningkat kurang lebih 300 barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Kedua, turunnya permintaan minyak dunia. Berdasarkan publikasi IEA bulan Januari 2015, proyeksi permintaan minyak global tahun 2015 sebesar 93,3 juta barel per hari, turun 0,01 juta barel.per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Ketiga, meningkatnya stok minyak AS. Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration)-USA, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat, gasoline dan distillate fuel oil selama bulan Januari 2015 mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan Desember 2014.
Stok minyak mentah AS di bulan Januari 2015 naik 21,2 juta barel dari 385,5 juta barel pada bulan Desember 2014 menjadi sebesar 406,7 juta barel.
Stok gasoline di bukan Januari 2015 naik 9,3 juta barel dari 229 juta barel pada bulan Desember 2014 menjadi sebesar 238,3 juta barel.
Stok distillate fuel oil di bulan Januari 2015 naik 7 juta barel dari 125,7 juta barel pada bulan Desember 2014 menjadi sebesar 132,7 juta barel.
Keempat, Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 berdasarkan publikasi IMF (International Monetary Fund) bulan Januari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,3% dibandingkan proyeksi periode sebelumnya yang disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Rusia serta negara-negara berkembang.
Kelima, masih kuatnya nilai tukar dolar AS dibandingkan dengan mata uang dunia lainnya.
Keenam, keputusan raja baru Arab Saudi melanjutkan kebijakan harga lama yang tidak melakukan pemotongan produksi minyak mentah.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan investasi di Tiongkok yang melemah sejak kuartal III 2014 dan rendahnya permintaan minyak mentah serta produk turunannya dari Jepang.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...