Harga Sapi Ekspor Australia Naik Rp 36.101 per Kilogram
Dengan meningkatnya harga saat ini, tingkat keuntungan para eksportir dan importir akan diuji.
DARWIN, SATUHARAPAN.COM - Harga sapi ekspor Australia ke Indonesia kembali mengalami peningkatan sebesar AU$ 3,60 atau Rp 36.101 per kilogram sebagaimana terlihat pada sapi-sapi yang dikapalkan dari Pelabuhan Darwin, lapor ABC, hari Jumat (19/8).
Peningkatan harga juga terpantau mengalami peningkatan di perbatasan Australia Barat, yang menguntungkan para peternak di daerah Kimberley pekan ini, yang mengirimkan sekitar 3.000 ekor ternaknya melalui Pelabuhan Wyndham Port.
Harga tertinggi ternak sapi ekspor pada awal tahun ini sekitar AU$ 3,90 per kilogram (eks Darwin), lalu turun kembali dan bertahan beberapa bulan di tingkat harga AU$ 3,30 per kilogram.
Dengan meningkatnya harga saat ini, tingkat keuntungan para eksportir dan importir akan diuji.
Tunggu Izin Impor Indonesia
Sementara industri ternak Australia kembali menunggu kepastian berapa banyak izin impor yang akan diterbitkan Pemerintah Indonesia untuk kuartal ketiga (Cawu III).
Kurang dari dua pekan sebelum mulainya kuartal ketiga, kalangan industri belum melihat indikasi kapan dan berapa banyak izin yang akan diterbitkan.
Sepanjang 2016 ini Indonesia telah menerbitkan izin impor sapi Australia sebanyak 450.000 ekor, 200.000 untuk kuartal pertama dan 250.000 kuartal kedua yang sampai pekan ini masih berlaku.
Australia memperkirakan Pemerintah Indonesia akan menerbitkan izin untuk 150.000 ekor dalam kuartal ketiga, namun seorang sumber ABC menyatakan, "jangan berspekulasi".
Sejumlah eksportir mengatakan kepada ABC Rural bahwa pasokan ternak di wilayah Australia utara semakin ketat, makanya harga meningkat, dan untuk memenuhi jumlah 150.000 ekor merupakan tantangan tersendiri.
Mengingat tertundanya izin impor pada dua kuartal pertama 2016, kalangan eksportir menunggu kepastian izin kuartal ketiha paling cepatnya pada akhir pekan pertama bulan September.
Senang Ternak Dikapalkan
Kapal ternak Devon Express memuat ternak yang berasal dari wilayah East Kimberley, termasuk dari peternakan Carlton Hill, Flora Valley dan Legune Station.
Menurut Steve Forrest dari Wyndham Port, pihaknya senang ternak-ternak ini dikapalkan, setelah pelabuhan itu agak sepi dari aktivitas ekspor ternak sebelumnya.
"Kita mengalami masa-masa yang mengecewakan sebelumnya, dan sejauh ini baru tujuh kapal ternak yang berangkat tahun ini," katanya kepada ABC Rural.
"Sekitar 20.000 ekor (yang dikirim dari Wyndham sepanjang 2016) dan kami berharap bisa dua kalinya," tambah Forrest.
Dia mengatakan saat ini tidak ada kapal ternak untuk Pelabuhan Wyndham Port, namun berharap hal itu akan berubah, sejalan dengan tersedianya jumlah ternak yang memadai di wilayah itu serta harga yang terus meningkat.
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...