Hari Kanker Paru Sedunia, Gerakan Pencegahan Dini
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tanggal 1 Agustus ini diperingati sebagai World Lung Cancer Day, Hari Kanker Paru Sedunia. American College of Chest Physicians bersama anggota Forum International Respiratory Societies (FIRS), meluncurkan World Cancer Day Lung 2015, suatu kampanye global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker paru-paru, dan menciptakan gerakan pencegahan dini di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia/WHO menyebutkan data, kanker paru merupakan kanker paling umum di seluruh dunia, satu dari lima kanker penyebab kematian. Setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta kasus kanker paru di dunia.
"Sebagai pencegahan dini kanker paru dan meningkatkan kelangsungan hidup, kami mengajak masyarakat untuk memahami faktor-faktor risiko, mengurangi, dan mendorong pasien untuk berdialog secara terbuka dengan penyedia layanan kesehatan," kata Curtis N Sessler, MD, FCCP, dan Presiden Amerika College of Chest Physicians, yang dikutip dari situs prnewswire.com baru-baru ini.
Deteksi dini bertujuan untuk menjelaskan gejala utama termasuk perubahan lendir, nyeri dada atau nyeri punggung, batuk darah dan kesulitan menelan. Tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kanker paru-paru termasuk sinar-X dada, CT scan dan PET, bronkoskopi, dan biopsi jarum.
<span title="" treatment="" options="" for="" lung="" cancer="" have="" significantly="" advanced="" over="" the="" last="" few="" years="" and="" survival="" rates="" are="" increasing.="" we're="" hopeful="" this="" international="" campaign="" will="" encourage="" people="" to="" gain="" awareness="" of="" their="" risks="" increase="" early="" detection="" best="" possible="" outcomes,"="" said="" dr."="">"Pilihan pengobatan untuk kanker paru-paru secara signifikan maju selama beberapa tahun terakhir dan tingkat kelangsungan hidup meningkat. Kami berharap kampanye internasional ini akan mendorong orang untuk mendapatkan kesadaran akan risiko dan meningkatkan deteksi dini untuk hasil terbaik," kata Dr Nils E Billo, Direktur Forum Internasional Respiratory Societies.
Estimasi WHO tentang 10 penyebab kematian di dunia pada tahun 2015, menunjukkan bahwa kanker paru, trakea dan bronkus merupakan penyebab kematian ketujuh di dunia.
Faktor risiko, kebiasaan merokok berhubungan dengan sekitar 70 persen kematian akibat kanker paru, demikian dikemukakan Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan dalam web litbang.depkes.go.id.
Selain itu, ada pencetus lain, yaitu radon, asbestos, arsenik, berilium, dan uranium, serta riwayat radiasi, mempunyai penyakit paru lain (emfisema, bronkitis kronik, penyakit paru obstruktif kronik, dan tuberkulosis).
Dr Tjandra juga menambahkan riwayat keluarga yang juga penderita kanker paru, serta pernah mengalami kanker di bagian tubuh lain. Risiko mendapat kanker paru juga meningkat dengan bertambahnya usia, sedangkan laki-laki lebih berisiko daripada perempuan.
Dia mengatakan, beberapa gejala kanker paru antara lain, perubahan jenis dahak, nyeri dada atau punggung, batuk darah, sulit menelan. Untuk proses pemeriksaan, yang perlu dilakukan apabila memiliki salah satu gejala di atas adalah melalui anamnesis (konsultasi antara pasien dan dokter), pemeriksaan fisik, foto rontgen, CT dan PET scan (bentuk pencitraan metabolik atau fungsional yang dapat memberi gambaran berbagai fungsi metabolik dalam tubuh), bronkoskopi, biopsi jarum.
Menghindari faktor risiko penyakit ini dengan melakukan deteksi dini, ternyata akan sangat berperan untuk keberhasilan pengobatan.
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...