Loading...
BUDAYA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 04:45 WIB | Kamis, 19 Desember 2013

Hariadi Saptono: Budaya Indonesia Bagikan Nilai Hidup

Hariadi Saptono: Budaya Indonesia Bagikan Nilai Hidup
Hariadi Saptono, Direktur Eksekutif Bentara Budaya. (foto-foto: Diah Anggraeni Retnaningrum)
Hariadi Saptono: Budaya Indonesia Bagikan Nilai Hidup
Ki Jowongso Sumimpen alias Sutanto Mendut, budayawan sekaligus Presiden Lima Gunung.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kebudayaan Indonesia dikenal sangat kaya. Bahkan dalam satu suku bangsa, kita dapat melihat banyak tarian dan kesenian. Namun, menurut Direktur Eksekutif Bentara Budaya, Hariadi Saptono, menyatakan: “Peristiwa dan nilai kebudayaan itu kalau menurut kami itu adalah sharing nilai. Jadi bukan melulu tarian dan kesenian,” kata dia kepada reporter satuharapan.com usai acara Maneges Gunung: Temu Komunitas Lima Gunung, Selasa (17/12).

“Kebudayaan itu ada tiga isinya, yaitu sistem nilai, kecenderungan pola pikir masyarakat dan ilmu pengetahuan secara umum. Jadi presentasi atau pertunjukan kebudayaan bagi kami adalah sharing nilai.” Lanjut Saptono.

Ia menegaskan bahwa sharing nilai dari lima gunung tersebut merupakan pencapaian ambang kesadaran rata-rata masyarakat lima gunung tersebut. Nilai yang dimaksud misalnya adalah kejujuran dan mempunyai iman yang kuat. “Selama ini beberapa kalangan hanya mengajarkan ketaatan beragama. Itu memang baik, namun, kami lebih memilih untuk sharing nilai melalui seni budaya,” tambahnya.

Sutanto Mendut, seniman sekaligus Presiden Lima Gunung, juga menyatakan bahwa ketaatan agama tanpa sharing nilai akan menjadi kosong. Justru nilai itulah yang harus dibagikan kepada seluruh umat manusia.

Dia juga mengungkapkan bahwa kebudayaan Indonesia bukanlah suatu budaya yang kampungan. Bahkan banyak penari tradisional sudah mulai mendunia dengan banyaknya undangan menari bahkan berkolaborasi dengan seniman dari luar negeri.

Terkait dengan peran pemerintah dalam bidang kebudayaan menurutnya masih sangat jauh. Dia menyatakan bahwa tata kota harus lebih diperhatikan karena hal itu juga yang akan mendukung kesenian terus berlanjut. Kesenian memerlukan transportasi yang lancar. Jika transportasi dengan tata kota lancar, maka kesenian pun akan mengikuti alurnya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home