Harta Paling Berharga
Selama ”aku” yang utama, masalah semakin besar; sebaliknya selama ”kamu” yang menjadi pusat, berbagai masalah teratasi.
SATUHARAPAN.COM – Jika Anda sudah menonton film Cek Toko Sebelah, pasti Anda tahu apa yang saya maksud dengan judul tulisan ini. Ya, harta paling berharga adalah keluarga. Itulah yang disajikan Ernest, Sang Sutradara sekaligus penulis skenario dalam filmnya ini. Berulang kali, dengan lakon yang jenaka, Asri Welas bersenandung dengan lirik itu. Lirik dari lagu yang menjadi soundtrack sinetron Keluarga Cemara pada 1990-an. Ini yang menegaskan pesan film ini: Harta yang paling berharga memang keluarga.
Koh Afuk—pemilik toko sembako yang dirintis bersama mendiang istrinya—tiba-tiba sakit. Dia ingin melimpahkan pengelolaan toko kepada Erwin anak bungsunya. Erwin adalah lulusan luar negeri yang sedang dipromosikan untuk jabatan manajer regional Asia Tenggara di kantornya. Karena itu, Erwin sulit menerima permintaan bapaknya. Alasan lainnya, Natalie tunangannya—seorang anak kelas atas—tidak siap untuk hal itu. Meninggalkan karir yang menanjak dan tunangan yang cantik atau memenuhi permintaan bapak yang sakit? Pilihan yang tidak mudah baginya.
Sebenarnya Koh Afuk punya anak sulung bernama Yohan. Namun, tampaknya dia kurang percaya kepada anaknya ini karena dahulu pernah terlibat dengan narkoba dan menikah dengan seorang perempuan yang tidak disetujuinya. Bagi Koh Afuk, Yohan belum bisa mengurus diri dan istrinya—karena masih harus minjam uang untuk proyek wedding photo—apalagi untuk mengurus toko dengan pegawai yang ada. Sikap Koh Afuk ini menyakiti perasaan Yohan.
Bagi Yohan alasan penting meneruskan toko adalah kenangan indah bersama mendiang ibunya ada di toko itu. Melepaskan toko kepada orang lain berarti melepaskan kenangan indah. Hanya saja dia tidak mempunyai keberanian untuk meminta kepada bapaknya karena sikap Koh Afuk yang kurang memercayainya.
Di mana letak berharganya keluarga? Yohan membiarkan toko itu dikelola Erwin. Natalie, sekalipun tidak mudah melakukannya, siap mendampingi Erwin meneruskan toko. Erwin menyakinkan Koh Afuk untuk memberikan toko itu dikelola Yohan. Koh Afuk akhirnya percaya kepada Yohan untuk meneruskan toko. Yohan pun mengelola toko bukan dengan berjualan sembako, melainkan dengan membuka studio foto sementara istrinya membuka kedai kue serta mempekerjakan semua pegawai Koh Afuk.
Itulah yang mau di ”cek” di toko sebelah: Setiap anggota keluarga mendukung keberhasilan anggota keluarga lainnya. Selama ”aku” yang utama, masalah semakin besar; sebaliknya selama ”kamu” yang menjadi pusat, berbagai masalah teratasi.
Menonton film Cek Toko Sebelah, saya makin memahami dan sependapat dengan lirik “Keluarga Cemara”: harta yang paling berharga adalah keluarga; istana yang paling indah adalah keluarga; puisi yang paling bermakna adalah keluarga; mutiara tiada tara adalah keluarga.
Apa yang paling berharga bagi Anda?
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
K-Popers Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ratusan penggemar K-Pop atau yang akrab disebut K-Popers ikut turun dalam...