Hasil Pemilu Prabowo Terpilih sebagai Presiden, Mengapa Hal Ini Ditentang?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pada hari Rabu (20/3) bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mantan jenderal yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, terpilih sebagai presiden. Hasil pemilu ini langsung menuai tuduhan kecurangan dari rival politiknya.
Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, dan mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan mereka berencana untuk menggugat hasil resmi di pengadilan tertinggi negara, Mahkamah Konstitusi.
Pemilu pada tanggal 14 Februari adalah Pemilu kelima di Indonesia sejak menggulingkan pemerintahan diktator pada tahun 1998. Negara kepulauan yang berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa ini merupakan negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Inilah hal-hal tentang hasil tersebut dan mengapa hasil tersebut ditentang.
Apa Hasil Pemilu 2024?
Prabowo Subianto, mantan jenderal pasukan khusus berusia 72 tahun yang memiliki hubungan dengan mantan diktator Soeharto dan Presiden Joko Widodo yang populer saat ini, muncul sebagai pemenang pada hari pemilihan, karena penghitungan tidak resmi yang dilakukan oleh lembaga survei menunjukkan bahwa ia unggul jauh.
Kemenangan tersebut dikonfirmasi oleh penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum, sebuah proses yang melelahkan dan memakan waktu lebih dari 30 hari. Prabowo Subianto meraih 58,6% suara, Anies Baswedan memperoleh 24,9%, dan Ganjar Pranowo memperoleh 16,5%.
Mengapa Kandidat Lain Menentang Hasil Pemilu?
Kedua kandidat yang kalah mengatakan, kejanggalan terjadi sebelum, saat, dan setelah pemungutan suara.
Joko Widodo menghadapi kritik karena memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto. Presiden yang akan segera habis masa jabatannya menjauhkan diri dari partainya sendiri dan melakukan serangkaian tindakan yang dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan kampanye Prabowo Subianto. Presiden Indonesia diharapkan tetap netral dalam pemilu penggantinya.
Bantuan sosial yang besar dari pemerintah dicairkan di tengah kampanye – jauh lebih besar dibandingkan jumlah yang dibelanjakan selama pandemi COVID-19. Joko Widodo mendistribusikan dana secara langsung di sejumlah provinsi, yang telah menarik perhatian.
Para penggugat juga menuduh Mahkamah Konstitusi bertindak tidak pantas dengan mengizinkan Prabowo Subianto memilih putra Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangannya, meskipun ia tidak memenuhi persyaratan usia konstitusional.
Anwar Usman, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung, adalah saudara ipar Joko Widodo. Panel etika memaksa Usman untuk mengundurkan diri sebagai ketua karena gagal mengundurkan diri dan melakukan perubahan pada menit-menit terakhir terhadap persyaratan pencalonan Pemilu, namun mengizinkannya untuk tetap berada di pengadilan selama dia tidak berpartisipasi dalam kasus-kasus terkait Pemilu.
Seberapa Besar Kemungkinan Tantangan Akan Berhasil?
Tantangan Pemilu apa pun akan menghadapi banyak rintangan, kata Todung Mulya Lubis, pengacara yang mewakili Ganjar Pranowo. Keunggulan Prabowo Subianto mencerminkan jajak pendapat pra pemilu yang menunjukkan bahwa ia adalah kandidat terdepan.
“Kami akan berargumentasi bahwa ketika kita berbicara tentang sengketa Pemilu, kita tidak hanya berbicara tentang hasil Pemilu, tetapi kita juga berbicara tentang proses Pemilu, sebelum Pemilu,” kata Todung Mulya Lubis kepada wartawan, 14 Maret lalu.
Kapan Mahkamah Konstitusi Akan Membuat Keputusan?
Di Indonesia, sengketa pemilu dapat didaftarkan ke Mahkamah Konstitusi dalam waktu tiga hari setelah pengumuman hasil resmi. Pengadilan diperkirakan akan mengambil keputusan pada 7 Mei.
Kasus apa pun akan diputuskan oleh delapan hakim, bukan oleh pengadilan yang beranggotakan sembilan orang, karena Anwar Usman harus mengundurkan diri.
Presiden baru akan dilantik pada 20 Oktober dan harus menunjuk Kabinet dalam waktu dua pekan.
Siapa Prabowo Subianto?
Prabowo Subianto adalah saingan lama Presiden Joko Widodo yang dua kali mencalonkan diri sebagai presiden dan menolak menerima kekalahannya pada kedua kesempatan tersebut, pada tahun 2014 dan 2019.
Namun Joko Widodo menunjuk dia sebagtai Menteri Pertahanan setelah terpilih kembali, sehingga membuka jalan bagi aliansi meskipun ada partai politik yang bersaing. Selama kampanye, Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai pewaris presiden yang akan segera habis masa jabatannya, dan berjanji untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan penting seperti pembangunan ibu kota baru bernilai miliaran dolar dan pembatasan ekspor bahan mentah yang bertujuan untuk meningkatkan industri dalam negeri.
Prabowo Subianto, yang berasal dari salah satu keluarga terkaya di Indonesia, sangat kontras dengan Joko Widodo, yang berasal dari latar belakang sederhana dan sebagai presiden sering berbaur dengan kelompok kelas pekerja.
Prabowo Subianto adalah seorang komandan pasukan khusus sampai ia diusir oleh tentara pada tahun 1998 atas tuduhan bahwa ia berperan dalam penculikan dan penyiksaan terhadap aktivis dan pelanggaran lainnya. Dia tidak pernah diadili dan dengan keras menyangkal keterlibatannya, meskipun beberapa anak buahnya diadili dan dihukum. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...