Heboh Bocornya Panama Paper, Ada Orang Indonesia Jadi Korban
PANAMA, SATUHARAPAN.COM - Tidak kurang dari 11 juta dokumen bocor dari sebuah perusahaan paling rahasia yang berbasis di Panama, yang membuat heboh dunia karena menyangkut data rahasia sejumlah pemimpin dan mantan pemimpin negara.
Dokumen itu milik Mossack Fonseca, sebuah perusahaan berkantor pusat di Panama, yang beroperasi membantu klien-klien mereka 'melakukan pencucian uang dan penghindaran pajak atau sanksi internasional'.
Di antara klien mereka, termasuk para diktator yang dituduh 'menjarah kekayaan negara'.
Menurut BBC, dokumen yang didapat surat kabar Jerman dan telah dibaca oleh BBC memperlihatkan, kantor hukum Mossack Fonseca, membantu orang-orang dari seluruh dunia mendirikan perusahaan di kawasan yang dikenal sebagai 'surga pajak'. Umumnya adalah negara-negara di pulau-pulau lepas pantai (offshore).
Menurut dokumen ini, ada pencucian uang miliaran dolar oleh bank Rusia yang dijalankan oleh orang yang dekat dengan Presiden Putin.
Dari jutaan lembar dokumen yang bocor, terdapat perusahaan-perusahaan yang di wilayah yurisdiksi surga pajak yang punya kaitan dengan keluarga atau rekan dari mantan presiden Mesir Hosni Mubarak, mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Mossack Fonseca mengatakan perusahaan-perusahaan ini sah. Mereka juga menyayangkan adanya penyalahgunaan dari layanan mereka.
Menurut Gerard Ryle, direktur International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), dokumen tersebut meliputi operasi hari ke hari bisnis Mossack Fonseca selama 40 tahun terakhir.
"Saya pikir bocoran ini merupakan pukulan paling besar terhadap dunia offshore karena luasnya cakupan dokumen," kata dia, sebagaimana dikutip oleh irishtimes.com.
Dokumen itu pertama kali diperoleh oleh koran Jerman,Suddeutsche Zeitung, yang kemudian membagikannya kepada ICIJ, yang mencakup 107 organisasi berita. Mereka kemudian menganalisisnya.
Di antara nama-nama yang disebut dalam dokumen itu adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mantan Presiden Mesir, Housni Mubarak, mantan Pemimpin Libya, Muammar Kadafi, Presiden Rusia, Bashar al-Assad, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, Presiden Ukrainia, Petro Poroshenko, ayah dari PM Inggris David Cameroon, Raja Marokko, Mohammed VI, Raja Arab Saudi, Raja Salman, Perdana Menteri Islandia, Sigmundur David Gunnlagsson, bahkan juga bintang film Jackie Chan dan bintang sepak bola Lionel Messi, anggota Komite Etik FIFA, Pedro Damiani, mantan Wakil Presiden FIFA, Eugenio Figueredo.
Indonesia juga disebut dalam dokumen ini, terkait dengan klien Mossack Fonseca yang terlibat bisnis penipuan. Sejumlah penduduk Indonesia menjadi korban bisnis tersebut dan meminta tolong Mossack Fonseca untuk membantu.
Menurut dokumen, skema Ponzi dan bentuk penipuan lainnya sering menggunakan perusahaan di negara-negara lepas pantai dan orang Indonesia termasuk korbannya. Mereka, misalnya, menjadi korban perusahaan yang didirikan di Virgin Islands,
yang menipu sekitar 3.500 orang dengan nilai sedikitnya $ 150 juta.
"Kami benar-benar membutuhkan uang untuk biaya pendidikan anak kami April ini," begitu salah satu bunyi email investor asal Indonesia kepada Mossack Fonseca pada bulan April 2007, setelah pembayaran keuntungan berhenti.
"Anda dapat memberi kami saran yang bisa kita lakukan," investor itu bertanya dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah setelah melihat nama Mossack Fonseca tercantum pada iklan lembaga investasi yang menipu mereka.
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...