Hendak Gabung ISIS, 200 Warga Australia Dicegat di Bandara
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM – Sejak Agustus lalu unit kontraterorisme Australia telah menempatkan orang-orangnya pada delapan bandara negara itu bertujuan untuk mencegah perginya warga negeri itu ke luar negeri untuk bergabung dengan ISIS.
Menteri Perlindungan Perbatasan Australia, Peter Dutton, mengatakan pada Rabu (25/3), sampai sejauh ini unit itu telah menanyai 85 ribu wisatawan yang dicurigai serta mencegah 200 orang atas dugaan mereka akan menuju Irak dan Suriah bergabung dengan ISIS.
Yang terbaru adalah dicegahnya tiga orang remaja pria bulan ini, yang diduga akan berangkat ke Timur Tengah. Sebelumnya, dua bersaudara kelahiran Sydney, masing-masing berusia 16 dan 17, telah pula dicegat di Bandara Internasional Sydney pada tanggal 8 Maret lalu ketika mereka mencoba untuk naik pesawat ke Turki tanpa sepengetahuan orang tua mereka.
Mereka kemudian dikembalikan ke keluarga mereka dan akan diselidiki.
Dalam pekan yang sama, seorang remaja pria berusia 17 tahun dicegat di bandara yang sama atas kecurigaan akan pergi ke Timur Tengah. Anak itu juga telah kembali ke keluarganya, namun tetap berada di bawah pengawasan.
Para ahli memperdebatkan mengapa Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS begitu efektif dalam merekrut warga Australia padahal negara ini dianggap sebagai kisah sukses negara multikultural, dengan perekonomian yang tumbuh berkelanjutan selama 24 tahun.
Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan pemerintahnya akan menambah investasi dalam sistem keamanan perbatasan dan pemberantasan ekstremisme.
Ia menegaskan bahwa penting bagi masyarakat Australia untuk mewaspadai bahwa pengaruh ISIS banyak diarahkan pada orang-orang muda yang galau dan mudah dipengaruhi, dan berpotensi dicuci otaknya melalui propaganda online. (AP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...