Hizbullah Sebut Gunakan Senjata Baru dalam Pertempuran dengan Pasukan Israel
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok militan Hizbullah Lebanon, hari Sabtu (11/11), mengatakan para pejuangnya telah memperkenalkan senjata baru, termasuk peluru kendali dengan hulu ledak berat dalam pertempuran yang sedang berlangsung di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, dan menambahkan bahwa mereka akan terus menggunakan ketegangan di perbatasan untuk menekan Israel.
Sayyed Hassan Nasrallah juga mengecam Amerika Serikat atas perang Israel-Hamas, dengan mengatakan bahwa Amerika adalah satu-satunya negara yang dapat menghentikan serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza namun tidak melakukannya.
Dia mengatakan serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah, yang menurut Washington telah mencapai lebih dari 40 roket dan serangan drone bunuh diri, akan terus berlanjut hingga perang di Gaza berakhir.
Komentar Nasrallah muncul ketika situasi di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel terus meningkat. Hizbullah pada hari Jumat (10/11) menyerang Israel utara dengan tiga drone bunuh diri setelah serangan Israel di Suriah tengah menewaskan tujuh pejuang Hizbullah.
Nasrallah tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak bunuh diri yang melanda kota Eilat di Laut Merah Israel pada hari Kamis (9/11) tetapi menyebutnya sebagai “pencapaian besar.”
Hizbullah dan pasukan Israel telah saling baku tembak di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sejak 8 Oktober, sehari setelah serangan mematikan Hamas di Israel selatan yang menyebabkan sedikitnya 1.200 warga sipil dan tentara Israel tewas dan lebih dari 200 orang disandera.
Para pejabat Hizbullah mengatakan bahwa dengan menyerang pos-pos Israel di sepanjang perbatasan, kelompok yang didukung Iran itu menyibukkan tiga divisi tentara Israel pada saat pasukan Israel menyerbu Jalur Gaza di mana lebih dari 11.000 orang telah terbunuh selama lima pekan terakhir, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.
“Pihak yang dapat menghentikan agresi ini adalah pihak yang mengendalikan agresi ini. Ini adalah Amerika,” kata Nasrallah, mengacu pada Amerika Serikat, pendukung utama Israel.
Nasrallah mengatakan bahwa pertempuran di sepanjang perbatasan selatan Lebanon telah mengalami perubahan dalam beberapa hari terakhir, termasuk senjata yang digunakan dan kedalaman serangan di wilayah Israel. Dia mengatakan bahwa Hizbullah telah mengirimkan drone pengintai dan pengintai tak berawak ke Israel utara, beberapa di antaranya ditembak jatuh sementara yang lain kembali ke pangkalan dengan membawa informasi.
Pada hari Sabtu, Hizbullah mengatakan para pejuangnya menyerang setidaknya tiga pos Israel serta unit infanteri di sisi perbatasan Israel, mengklaim telah melancarkan serangan langsung.
Serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan seorang pejuang dan melukai dua lainnya yang merupakan anggota kelompok Ketua Parlemen Muslim Syiah, Nabih Berri, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok yang bersekutu dengan Hizbullah. Ali Daoud menjadi pejuang Partai Amal pertama yang tewas dalam aksi sejak pertempuran dimulai, sementara Hizbullah telah kehilangan hampir 70 pejuang selama lima pekan terakhir.
Nasrallah mengatakan kelompok itu pada hari Sabtu menggunakan satu roket Burkan terhadap sebuah pos militer Israel di sepanjang perbatasan. Dia mengatakan roket tersebut dapat membawa hulu ledak dengan berat antara 300 kilogram dan 500 kilogram.
“Anda bisa membayangkan (apa yang terjadi) ketika setengah ton bahan peledak jatuh di pos-pos Israel,” kata Nasrallah.
Militer Israel mengatakan pesawatnya menyerang serangkaian sasaran Hizbullah sebagai tanggapan atas serangan dari Lebanon. Militer mengatakan sasarannya mencakup infrastruktur, pos militer, depot senjata, dan infrastruktur intelijen.
Pada hari Jumat, angkatan udara Israel menyerang sebuah truk di kota pesisir Zahrani, sekitar 40 kilometerutara perbatasan, serangan terdalam sejauh ini sejak putaran terakhir pertempuran dimulai, menurut media Lebanon.
Berbicara tentang KTT Muslim dan Arab yang diselenggarakan oleh Arab Saudi dengan tujuan merancang strategi kohesif mereka sendiri di Gaza, Nasrallah mengatakan para pemimpin 57 negara “harus bersatu dan berteriak di hadapan Amerika dan meminta mereka menghentikan agresi, perang ini. dan kejahatan” di Gaza. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...