Pemilihan Presiden Rusia Maret 2024, Tak Ada Nama Lain Selain Putin
Ini berbeda dengan Indonesia yang akan selenggarakan pemilihan presiden pada Februari 2024, nama nama-nama calon sudah muncul dan ditetapkan.
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-surat kabar Kommersant Rusia dalam laporannya menyebutkan bahwa persiapan sedang dilakukan untuk mencalonkan Presiden Vladimir Putin untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden pada bulan Maret mendatang.
Namun pihak Kremlin, ketika ditanya hal itu pada hari Senin tentang laporan di surat kabar tersebut, mengatakan bahwa belum ada keputusan yang diambil.
Ini situasi yang sangat berbeda dengan di Indonesia, yang juga akan menyelenggarakan pemilihan umum lesilatif dan pemilihan presiden, pada bulan Februari, sekitar sebulan lebih cepat dari rencana pemilihan presiden Rusia.
Namun jauh-jauh hari, bahkan bulan, pembicaraan calon presiden sudah ramai di kalangan partai politik dan media massa, bahkan pekan ini sudah ada tiga pasang kandidat presiden dan wakil presiden yang ditetapkan akan berkompetisi pada bulan Februari.
Mengutip enam sumber, Reuters telah melaporkan Putin telah memutuskan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden bulan Maret, sebuah langkah yang akan membuatnya tetap berkuasa hingga setidaknya tahun 2030, karena pemimpin Kremlin tersebut merasa ia harus membawa Rusia melewati periode paling berbahaya dalam beberapa dekade.
Namun di Rusia tidak terdengar nama lain selain Putin untuk maju ke pemilihan presiden. Beberapa nama yang pada pemilihan sebelumnya muncul, telah dijebloskan ke penjara, termasuk oposisi Alexey Navalny.
Dan tampaknya pemilihan presiden di Rusia akan kembali menjadi “dagelan politik,” di mana tak seorang pun beranai berkompertisi melawan Putin atau yang mempunyai kebaranian akan segera dibungkam. Bahkan Kremlin pun mengatakan tidak ada persiapan untuk itu, yang menandai bahwa hasil pemilihan sudah bisa dipastikan sebelum diselenggarakan.
“Dagelan politik” seperti ini juga telah menjangkiti negara sekutunya, Belarusia, di mana Alexander Lukashenko mengklaim kecurangan pemilihan, padahal hasilnya adalah dia kalah melawan saingannya seorang perempuan, Sviatlana Tsikhanouskaya, yang terpaksa harus melarikan diri ke luar negeri untuk keselamatannya.
Rusia bahkan mendatangkan militer ke Belarusia untuk memadamkan dengan kekerasan demonstrasi yang menentang Lukashenko.
Di Rusia, Putin mengambil kursi kepresidenan yang diserahkan oleh Boris Yeltsin pada hari terakhir tahun 1999. Dia telah menjabat sebagai presiden lebih lama dibandingkan penguasa Rusia lainnya sejak Josef Stalin, bahkan mengalahkan masa jabatan Leonid Brezhnev yang selama 18 tahun.
Putin berusia 71 tahun pada 7 Oktober lalu. Dan sumber tersebut, yang berbicara kepada Reuters tanpa menyebut nama karena sensitivitas politik Kremlin, mengatakan bahwa berita tentang keputusan Putin telah menyebar dan para penasihat kini sedang mempersiapkan kampanye dan pemilihan Putin.
Jika ini terjadi, makan akan ada kampanye pemilihan presiden dengan calon tunggal. (dengan Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...