Hizbullah Tembakkan Roket ke Pangkalan Militer Israel, Empat Pejuang Tewas
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan “lusinan” roket pada hari Kamis (27/6) ke sebuah pangkalan militer di Israel utara sebagai pembalasan atas serangan Israel di Lebanon, dan mengumumkan empat pejuangnya telah tewas.
Kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir seiring dengan meningkatnya ancaman di antara kedua belah pihak, yang secara rutin saling melancarkan serangan lintas batas sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang di Jalur Gaza.
Sekutu Hamas, Hizbullah, mengatakan bahwa “sebagai respons terhadap serangan musuh yang menargetkan kota Nabatiyeh dan desa Sohmor”, para pejuangnya mengebom “pangkalan pertahanan udara dan rudal utama komando wilayah utara (Israel)… dengan puluhan Katyusha roket”.
Dikatakan dalam pernyataan terpisah bahwa empat pejuangnya, satu dari Sohmor di Lebanon timur, telah terbunuh, dan mengklaim dua serangan lainnya terhadap pasukan dan posisi Israel, termasuk satu serangan yang menggunakan drone.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “sekitar 35 peluncuran diidentifikasi melintasi dari Lebanon”.
Pertahanan udara “berhasil mencegat sebagian besar peluncuran. Tidak ada korban luka yang dilaporkan,” tambahnya.
Dikatakan bahwa serangan udara “melenyapkan” tiga anggota Hizbullah, satu di wilayah Sohmor dan dua di selatan negara itu.
Militer juga mengatakan bahwa “dua UAV (drone) yang diidentifikasi melintasi dari Lebanon jatuh” di Israel utara, dan melaporkan tidak ada korban luka.
Kantor Berita Nasional resmi Lebanon melaporkan serangan Israel di beberapa wilayah di Lebanon selatan pada hari Kamis, dan mengatakan serangan sehari sebelumnya di Nabatiyeh melukai “lebih dari 20” orang ketika sebuah bangunan dua lantai menjadi sasaran.
Kekhawatiran semakin meningkat bahwa perang Gaza bisa menjadi kebakaran regional jika konflik Israel-Hizbullah, yang selama ini sebagian besar hanya terbatas di wilayah perbatasan, meluas.
Kementerian luar negeri Prancis mengatakan pada hari Kamis bahwa Paris “sangat prihatin” dengan pertempuran tersebut, dan menyerukan “semua pihak untuk menahan diri”.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan saat berkunjung ke Washington pada hari Rabu bahwa negaranya tidak menginginkan perang di Lebanon, namun dapat mengembalikannya ke “Zaman Batu” jika diplomasi gagal.
Di tengah upaya diplomatik Barat untuk meredakan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada hari Selasa mengunjungi Beirut dan memperingatkan bahwa “kesalahan perhitungan” dapat memicu perang habis-habisan, dan juga mendesak “penahanan diri yang ekstrim”.
Kekerasan tersebut telah menewaskan 485 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang tetapi juga termasuk 94 warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Di pihak Israel, menurut pihak berwenang, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...