Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 04:57 WIB | Sabtu, 12 Oktober 2013

HRW: Pemberontak Suriah Eksekusi 67 Penduduk Alawite, Total 190 Tewas

Warga sipil yang dieksekusi pemberontak Suriah di desa Alawite pada Agustus. (Foto: israelnationalnews.com )

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Kelompok pemberontak Suriah dengan pejuang Islam Sunni mengeksekusi setidaknya 67 warga sipil dan menyandera 200 lainnya dari desa Alawite di Suriah pada Agustus, seperti yang lapor Human Rights Watch (Pengawas HAM/HRW) pada Jumat (11/10), mengatakan hal itu merupakan kejahatan perang.

Sekte Alawite adalah sebuah cabang Syiah Islam tempat Presiden Bashar al-Assad bergabung.

Laporan HRW setebal 150 halaman itu berbasis pada penyelidikan di tempat kejadian dan 35 wawancara, termasuk dengan para korban selamat dari serangan pada 4 Agustus di 10 desa Alawite yang propemerintah di provinsi pesisir Latakia.

Dari 190 warga sipil yang tewas, kelompok yang berbasis di New York itu mengatakan setidaknya 67 orang dieksekusi. Lebih dari 20 kelompok terlibat dalam serangan itu sebelum pasukan pemerintah mengusir para pemberontak dari desa-desa tersebut pada 18 Agustus.

“Dua kelompok oposisi yang terlibat dalam serangan itu, Islamic State of Iraq and Sham (the Levant) (Negara Islam Irak dan Levan) dan Jaish al-Muhajireen Wal-Ansar, masih menahan sandera, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak,” katanya.

“Hasil laporan menunjukkan bahwa pembunuhan, penyanderaan dan penyiksaan lainnya meningkat ke level kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan,” kata kelompok HAM itu.

“Skala dan pola penyiksaan serius yang dilakukan kelompok oposisi saat operasi itu mengindikasikan bahwa serangan itu sistematis dan terencana sebagai bagian dari sebuah serangan terhadap populasi warga sipil,” katanya.

“Dalam beberapa kasus, para pejuang oposisi mengeksekusi atau menembak seluruh keluarga.”

HRW, menegaskan bahwa mereka sebelumnya mendokumentasikan kejahatan perang yang dilakukan pasukan pemerintah, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk “memberlakukan sebuah embargo senjata terhadap semua pihak yang terbukti melakukan penyiksaan yang menyebar luas atau sistematis atau atas kejahatan kemanusiaan.”

Mereka juga mendesak negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap kelompok pemberontak itu, sebagian besar dipenuhi Muslim Sunni, untuk mengupayakan pembebasan para sandera. (aljazeera.com/Ant)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home