HUT DKI: Jakarta Tidak Ramah terhadap Pejalan Kaki
SATUHARAPAN.COM - Transportasi di Jakarta, menurut pengamatan Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, belum ramah terhadap pejalan kaki dan penyandang disabilitas (orang yang memakai kursi roda dan buta), yang menyebabkan mereka sulit melakukan mobilitas geografis secara mandiri.
“Penyandang disabilitas hanya bisa bepergian kalau ditemani orang lain, mengingat fasilitas untuk kursi roda tidak tersedia, akses masuk ke kereta api atau bus umum juga sulit,” kata Darmaningtyas kepada satuharapan.com melalui email, belum lama ini.
Dia juga mencontohkan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman, dan selamat, seperti trotoar yang bagus dan rindang serta penyeberang jalan yang aman dan selamat, belum tersedia. “Hanya tersedia di beberapa ruas jalan, itu pun tidak kontinyu, tapi terputus-putus,” dia menambahkan.
Bila fasilitas pejalan kaki bagus, boleh jadi menurut Darmaningtyas orang bisa bertransportasi dengan jalan kaki untuk jarak pendek sehingga mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
Berkaitan dengan kepadatan arus lalu lintas, Jakarta acap dibandingkan dengan Bangkok, ibu kota Thailand, pada dekade 80-90-an. Tetapi, memasuki tahun 2000-an, Darmaningtyas mencontohkan, Bangkok berhasil membangun sky train (kereta layang) dan subway (kereta bawah tanah), sehingga arus lalu lintas Bangkok sekarang jauh lebih lancar.
“Mungkin yang mirip Jakarta sekarang adalah New Delhi (ibu kota India, Red) yang lebih banyak dipenuhi mobil pribadi dan memang sama-sama semrawut dan minim angkutan umum. Beijing juga amat padat, tapi di sana tidak ada sepeda motor sehingga tidak tampak semrawut. Berbeda dengan Jakarta yang bercampur-aduknya antara mobil, motor, bus, gerobak, dan sejenisnya,” kata Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia ini.
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...