Ibu Navalny Tuduh Pejabat Rusia Merencanakan Pemakaman Rahasia
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Ibu Alexei Navalny, Lyudmila, menuduh penyelidik Rusia pada hari Kamis (22/2) berencana menguburkan putranya secara rahasia tanpa pemakaman, dan mengatakan dia tidak akan menyetujuinya.
“Mereka ingin ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tanpa pamitan. Mereka ingin membawaku ke tepi kuburan, ke kuburan baru dan berkata: di sinilah letak putramu. Saya tidak setuju dengan ini,” katanya dalam video YouTube.
Belum ada tanggapan langsung dari penyelidik Rusia.
Navalny, 47 tahun, politisi oposisi paling terkenal di Rusia, meninggal mendadak di koloni hukuman Arktik pekan lalu. Para pembantu dan keluarganya menuduh Kremlin membunuhnya, namun tuduhan tersebut dibantah oleh Kremlin.
Ibunya mengatakan dia telah ditunjukkan jenazah dan sertifikat kematiannya. Para pembantu Navalny mengatakan, sertifikat kematian tersebut menyatakan bahwa politisi oposisi tersebut meninggal karena sebab alamiah.
Ibu Navalny mengatakan dia telah dibawa ke kamar mayat pada Rabu malam untuk melihat jenazahnya.
“Penyidik mengklaim bahwa mereka mengetahui penyebab kematiannya, mereka telah menyiapkan semua dokumen medis dan hukum, yang saya lihat, dan saya menandatangani akta kematian medis,” katanya, berpakaian hitam dan berbicara dengan suara tenang.
“Menurut hukum, mereka seharusnya segera memberikan jenazah Alexei kepada saya, tapi sampai sekarang mereka belum melakukannya. Sebaliknya, mereka memeras saya, memberi saya syarat di mana, kapan, dan bagaimana Alexei harus dikuburkan. Ini ilegal.”
Ibu Navalny berkata: “Saya merekam video ini karena mereka mulai mengancam saya. Menatap mata saya, mereka mengatakan bahwa jika saya tidak setuju dengan pemakaman rahasia, mereka akan melakukan sesuatu terhadap jenazah anak saya.”
Dia mengutip salah satu penyelidik yang mengatakan: “Waktu tidak berpihak pada Anda, mayat membusuk.”
“Saya tidak ingin kondisi khusus,” katanya. “Saya hanya ingin semuanya dilakukan sesuai hukum. Saya meminta agar jenazah anak saya segera dikembalikan kepada saya.”
Kremlin mengatakan hal itu tidak ada hubungannya dengan kematian Navalny, dan kejadian tersebut sedang diselidiki. Presiden Vladimir Putin belum mengomentari hal ini. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...