ICC di Den Haag Menyebutkan Jadi Sasaran Serangan Siber Spionase
DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada hari Jumat (20/10) mengatakan pihaknya mengalami serangan siber pada bulan September.
Serangan siber “yang belum pernah terjadi sebelumnya” itu kemungkinan merupakan “spionase” yang bertujuan untuk melemahkan pekerjaannya.
Serangan itu terjadi di saat meningkatnya kekhawatiran keamanan di ICC, kata pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda.
Penyelidik Rusia telah membuka kasus pidana terhadap jaksa dan hakim ICC yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, atas deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.
Seorang mata-mata Rusia yang menyamar sebagai pekerja magang asal Brasil hampir berhasil menyusup ke pengadilan pada tahun 2022.
Dan pengadilan telah “menjalani upaya setiap hari dan terus-menerus terhadap menyerang dan mengganggu sistemnya,” katanya.
ICC mengatakan insiden dunia maya pada bulan September adalah “serangan yang ditargetkan dan canggih dengan tujuan spionase” meskipun ICC belum memiliki cukup informasi untuk mengkonfirmasi siapa yang bertanggung jawab.
“Pengadilan... akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengatasi segala kompromi terhadap data milik individu, organisasi, dan negara,” tegasnya.
Dikatakan bahwa pihaknya siap “untuk menanggapi segala kemungkinan dampak... termasuk potensi risiko keamanan terhadap korban dan saksi, pejabat pengadilan dan operasional pengadilan.”
Pihak berwenang Belanda mengatakan mata-mata Rusia, yang diidentifikasi sebagai Sergey Vladimirovich Cherkasov, mungkin telah mengakses informasi intelijen yang “sangat berharga” mengenai penyelidikan ICC atas kejahatan perang di Ukraina atau mempengaruhi proses pidana.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...