Imam Masjid Terbunuh dalam Serangan Bom Bunuh Diri ISIS
SANAA, SATUHARAPAN.COM - Imam masjid Badr di Sanaa, Yaman, menjadi salah satu korban meninggal dalam serangan bom bunuh diri di beberapa masjid di ibukota Yaman itu pada Jumat (20/3) siang yang membunuh sedikitnya 142 orang. Demikian menurut seorang sumber di kalangan medis yang dikutip oleh kantor berita AFP.
BBC melaporkan imam masjid tersebut yang juga tokoh Syiah Houthi di Yaman bernama Al-Murtada bin Zaid al-Mahatwari.
Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau populer dengan sebutan ISIS, mengklaim bahwa anggota militannya yang melakukan bom bunuh diri yang menyasar tempat ibadah umat Muslim tersebut. Ini merupakan serangan pertama yang diklaim ISIS --sebuah kelompok Islam Sunni -- sejak mereka membuka cabang di Yaman.
Serangan itu diyakini mengincar jamaah Syiah, termasuk milisi-milisi Houthi yang menggunakan masjid tersebut sebagai tempat ibadah.
Yaman telah menderita instabilitas politik selama bertahun-tahun dan pemberontak Houthi mengontrol sembilan dari 21 provinsi.
Pemerintah yang diakui secara internasional, Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, telah melarikan diri ke kota pelabuhan selatan Aden.
BBC melaporkan empat pelaku bom bunuh diri menyerang masjid Badr, di selatan Sanaa, dan Masjid al-Hashoosh, di utara ibukota, ketika jamaah berkumpul untuk salat Jumat.
Di masjid Badr, salah satu bomber memasuki gedung dan meledakkannya sementara orang-orang lain tertangkap oleh bomber kedua di dekat pintu gerbang utama.
Tokoh Houthi, ulama Al-Murtada bin Zaid al-Mahatwari yang juga imam masjid Badr, merupakan di antara mereka yang meninggal, demikian laporan media setempat.
Dua pembom lagi menyerang masjid al-Hashoosh, satu diantaranya meledakkan bahan peledak di dekat pintu masuk dan yang lainnya berlari ke masjid itu sendiri.
"Darah mengalir seperti sungai," kata Mohammed al-Ansi, salah seorang aktivis masjid. .Kedua masjid sedang dipersiapkan untuk salat Jumat ketika pembom menyerang.
Pemberontak yang mengendalikan televisi al-Masirah, menayangkan ulang rekaman siaran TV dari Masjid al-Hashoosh yang menunjukkan para relawan menggunakan selimut berdarah untuk membawa pergi korban.
Serangan bom bunuh diri lainmya dilaporkan terjadi di sebuah masjid di utara kota Saada - kubu Houthi - , tetapi hanya penyerangnya yang meninggal.
Baik Al-Qaeda maupun ISIS menganggap Muslim Syiah sebagai bidah.
Dalam sebuah pernyataan ISIS menjanjikan akan melakukan serangan lebih lanjut.
"Biarkan si musyrik Houthi mengetahui bahwa tentara ISIS tidak akan beristirahat sampai kita mencabut mereka," kata pernyataan itu.
Gedung Putih "sangat mengutuk" serangan tersebut, tetapi mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi bahwa mereka yang di belakang serangan adalah orang-orang yang datang dari kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.
Juru bicara Gedung Putih John Earnest, dalam pernyataannya mengatakan bisa saja klaim ISIS tersebut salah.
"Itu sering muncul bahwa klaim-klaim jenis ini sering dibuat untuk persepsi yang menguntungkan upaya propaganda mereka," katanya kepada wartawan.
Yaman adalah basis al-Qaeda di Semenanjung Arab, cabang yang kuat dari kelompok militan jihadis yang telah melakukan serangan bunuh diri yang sama terhadap pendukung Houthi.
Al Qaeda at Peninsula atau AQAP membantah melakukan pemboman pada hari Jumat itu, mengutip instruksi dari pemimpinnya Ayman al-Zawahri yang tidak menargetkan masjid atau pasar.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...