IMF: Ada Alasan Untuk Khawatir Tentang Ekonomi Global
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Dana Moneter Internasional (IMF) menyuarakan kekhawatiran tentang ekonomi global pada hari Rabu (30/9), diperlemah oleh pelambatan Tiongkok dan menghadapi potensi "lingkaran setan" dari mendekatnya kenaikan suku bunga Amerika Serikat.
"Di sisi ekonomi, ada ... alasan untuk khawatir. Prospek kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan pelambatan Tiongkok berkontribusi terhadap ketidakpastian dan volatilitas pasar yang lebih tinggi," Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde mengatakan dalam sebuah pidato di Washington, menurut teks yang disiapkan.
Lagarde juga menunjuk ke "pelambatan tajam" dalam pertumbuhan perdagangan global serta "penurunan cepat" harga komoditas, yang memukul keuangan negara-negara berkembang pengekspor komoditas.
Banyak keuntungan ekonomi baru-baru ini di Afrika, Amerika Latin dan Asia "sekarang tampak dalam bahaya," kata Lagarde, berbicara di Dewan Amerika Serikat menjelang pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia pekan depan yang akan diadakan di Lima, Peru.
Ketua IMF mengatakan bahwa laporan World Economic Outlook IMF, akan diterbitkan Selasa, akan memproyeksikan pertumbuhan lebih lemah tahun ini daripada 2014 dan hanya sedikit meningkat pada 2016.
Dalam sambutannya, Lagarde menekankan kekhawatiran IMF tentang rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan, yang dipertahankan di nol sejak akhir 2008 untuk mendukung pemulihan ekonomi AS dari resesi besar.
Kenaikan suku bunga, masih di radar The Fed untuk tahun ini, bisa mendorong para investor untuk menarik dana mereka dari negara-negara berkembang ke Amerika Serikat dan lebih lanjut memperkuat dolar yang kuat, mata uang di mana banyak utang perusahaan-perusahaan didasarkan pada dolar.
"Kenaikan suku bunga AS dan dolar yang lebih kuat bisa mengungkapkan ketidaksesuaian mata uang, yang mengarah ke default atau gagal bayar perusahaan -- serta lingkaran setan antara korporasi, bank, dan pemerintah," kata Lagarde.
IMF telah berulang kali menyerukan The Fed menunggu sampai 2016 untuk meningkatkan suku bunganya pertama kalinya dalam lebih dari sembilan tahun.
Ketua The Fed, Janet Yellen, baru-baru ini pekan lalu, mengatakan kenaikan suku bunga mungkin datang sebelum akhir tahun.
Para analis semakin memperkirakan The Fed akan memotong pertemuan kebijakan moneter Oktober untuk melakukan langkah pada pertemuan pertengahan Desember.
Lagarde, dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi CNBC, menyatakan dukungannya terhadap sikap Yellen yang menyatakan kenaikan suku bunga akan bergantung data.
"Kami tidak melihat banyak gerakan di bidang inflasi, atau pada sisi upah. Jika data tidak mengatakan bahwa kisah inflasi sedikit meningkat pada Desember, lalu mengapa melakukannya pada Desember?" kata Lagarde.
Sebelum mengangkat suku bunganya, The Fed dalam teori diperkirakan menunggu sampai tujuan dual mandatnya terpenuhi atau dekat dengan itu: angka lapangan kerja maksimal dan inflasi di tingkat tahunan 2,0 persen.
Data resmi terbaru menunjukkan inflasi terus menjauh di bawah target, dengan harga belanja konsumen naik 0,3 persen pada Agustus dari setahun lalu dan, tidak termasuk makanan dan energi, harga inti naik 1,3 persen. (AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...