India Diprotes Terkait Pindah Agama Hindu Secara Paksa
Kelompok Hindu garis keras mengadakan upacara masal untuk orang Kristen dan Muslim ''kembali'' menganut agama Hindu. Kelompok ini meripakan pendukung utama partainya Narendra Modi yang berkuasa, BJP.
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM – Anggota parlemen oposisi India memprotes kelompok-kelompok nasionalis Hindu yang memaksa warga pemeluk agama minoritas untuk beralih kepercayaan menjadi Hindu. Dan mereka menuduh Perdana Menteri India, Narendra Modi, tidak melakukan upaya untuk menghentikan kelompok Hindu garis keras, yang menjadi pendukungnya yang memaksa umat Muslim dan Kristen pindah memeluk Hindu.
Protes itu muncul setelah sekitar 200 orang Kristen di negara bagian Gujarat, asal dari Modi, dipaksa pindah agama Hindu yang meningkatkan kekhawatiran pada kelompok sayap kanan pro Hindu. Kantor berita AFP melaporkan mereka melkukannya dalam upacara massal.
Kelompok radikal Vishwa Hindu Parishad (VHP atau Dewan Hindu Dunia / World Hindu Council) mengatakan bahwa pada hari Sabtu (27/12) lalu orang Kristen dikonversi ke Hindu di Gujarat. Acara massal itu mengundang kritik dari kelompok Kristen dan lawan-lawan politik Modi pada hari Minggu.
Mereka menuduh organisasi radikal yang terkait dengan partai yang berkuasa pimpinan Modi, seperti Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), memaksa atau menarik umat agama minoritas untuk pindah ke agama Hindu.
Melibatkan Kekuatan dan Kekuasaan
Pindah agama adalah legal jika hal itu tidak melibatkan kekuatan, kekuasaan, penipuan atau bujukan. Tapi dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah upacara keagamaan telah diselenggarakan di berbagai negara bagian India oleh kelompok garis keras Hindu yang dekat dengan Modi yang diaatur oleh Partai Bharatiya Janata (BJP). Dan ada tuduhan bahwa mereka terlibat kekerasan, penipuan atau bujukan, seperti dilaporkan BBC News.
Kelompok-kelompok Hindu membantah tuduhan itu, dan mengatakan konversi dilakukan dengan sukarela.
BBC News melaporkan bahwa awal Desember lebih dari 50 keluarga Muslim dilaporkan dikonversi ke Hindu meskipun bertentangan dengan keinginan mereka di kota Agra. Pada akhir pekan, dilaporkan bahwa sekitar 100 orang Kristen telah masuk Hindu di negara bagian barat Gujarat, sementara 30 orang Kristen di bagian selatan negara bagian Kerala.
Kelompok Hindu garis keras, seperti RSS (Rashtriya Swayamsevak Sangh), Bajrang Dal, VHP (Vishwa Hindu Parishad) mengatakan bahwa orang India Muslim dan Kristen semuanya adalah orang Hindu yang pindah agama lain selama beberapa abad terakhir.
Menurut BBC News, kelompok-kelompok ini secara rutin mengadakan upacara yang mereka sebut sebagai "ghar vapasi" yang berarti pulang, untuk memungkinkan orang-orang Kristen dan Muslim untuk kembali memeluk "agama asli" mereka.
Dan pada akhir pekan, ketua kelompok Hindu yang paling kuat di India, RSS, bersumpah untuk melanjutkan konversi. "Kami akan membawa kembali orang-orang yang tersesat. Mereka tidak pergi sendiri... Mereka terpikat untuk pergi," katanya.
Kalangan kabinetnya Modi mengatakan bahwa pemerintah tidak mendukung konversi paksa, namun anggota parlemen oposisi memprotes selama berhari-hari di parlemen, menuntut pernyataan dari Perdana Menteri.
India di bawah pemerintahan Modi yang terpilih tahun ini dalam ketegangan akibat kelompok garis keras Hindudan mengkhawatirkan persatuan India dan sifatnya sebagai negara sekuler.
BBC News menyebutkan, baru-baru ini menteri Niranjan Jyoti menggunakan istilah kasar untuk menyebut umat non-Hindu, dengan meminta orangdalam kampanye publik untuk memilih antara Ramzada (anak-anak Allah Hindu Ram) dan Haramzada (bajingan). Modi mengatakan dia tidak setuju dengan istilah itu, tapi menolak untuk memecat dia.
Bahkan, anggota parlemen dari BJP MP harus meminta maaf di parlemen setelah memuji-muji pembunuh pemimpin kemerdekaan, Mahatma Gandhi, sebagai tindakan "patriot".
Pilihan Pribadi
Seorang imam di Gujarat, seperti dilaporkan AFP, mengatakan dia tidak bisa "menerima (situasi ini), sebab siapa saja yang telah menjadi Kristen akan masuk agama lain hanya dengan pilihan pribadi."
"VHP memaksa orang dan memikat mereka untuk mengubah agama mereka," kata Pastor Dominic seperti dikutip situs Zee News.
Pada hari Sabtu (27/12) diadakan upacarapindah agama Hindu massal di sebuah desa suku, sekitar 350 kilometer selatan ibu kota negara Ahmedabad. Itu terjadi beberapa jam setelah nasionalis partai Hindu, Bharatiya Janata (BJP) dan mentor ideologisnya, RSS menyerukan undang-undang baru yang melarang "konversi agama paksa."
"Lebih dari 200 orang diminta untuk membuang kalung agama mereka ke dalam api dan diberi kalung baru dengan gambar Dewa Rama," kata Ajit Solanki, Sekretaris VHP Gujarat, kepada AFP.
Solanki membantah menggunakan kekuatan atau janji uang, dan menyebutkan konversi sebagai sukarela.
India adalah negara demokrasi dengan penduduk paling padat di dunia, dan merupakan negara sekuler di bawah konstitusi dan kebebasan beragama disebutkan sebagai hak dasar.
Masalah konversi massa telah melumpuhkan parlemen India, dengan anggota parlemen oposisi menuntut Modi membuat pernyataan pada laporan sebelumnya dimana sejumlah Muslim miskin yang dipaksa menjadi Hindu.
Sebuah kelompok garis keras terkait dengan BJP dituduh mengubah sekitar 50 keluarga Muslim penghuni permukiman kumuh pekan sebelumnya di kota Taj Mahal, Agra. Salah satu orang yang beralih Hindu kepada AFP mengatakan mereka dijanjikan mendapatkan kartu jatah dan insentif keuangan lainnya jika mereka beralih agama.
Agenda Dominasi Hindu
Kelompok pengritik mengatakan bahwa kelompok garis keras Hindu telah menjadi berani sejak BJP berkuasa dan mempromosikan agenda dominasi Hindu. Modi, bertahun-tahun bergabung dengan RSS, tidak membuat komentar tentang isu-isu agama sejak menjadi perdana menteri.
Dia dituduh gagal untuk mencegah kerusuhan anti-Muslim pada tahun 2002 yang menewaskan sedikitnya 1.000 orang ketika menjabat menteri di Gujarat. Dia selalu menolak tuduhan dan Mahkamah Agung India tidak menemukan bukti untuk menuntut dia.
India adalah negara dengan 80 persen penduduknya beragama Hindu. Sementara umat Muslim sebanyak 13,4 persen dari populasi Indiayang mencapai 1,2 miliar. Selebihnya adalah umat Kristen, Budha, Sikh dan agama lainnya.
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...