Indonesia Dukung Peningkatan Ekonomi Global
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Bambang Brojdonegoro menjelaskan Indonesia mendukung sistem reformasi keuangan global yang dilakukan setiap pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G-20, dan Indonesia akan mendorong dan bekerja sama dengan Amerika Serikat mulai 2017 yang biasa dikenal dengan Automatic Action.
“Kemudian di G-20 Indonesia mendukung peningkatan potensi ekonomi global, Indonesia mendukung sustainable development pada 2030, yang diwujudkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP 21 awal bulan mendatang di Paris, selain itu Indonesia melakukan kesepakatan bersama para pemimpin yang berisi berbagai arah dan kebijakan di G-20, sementara itu juga disepakati Antalya Action Plan,” kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang sedang berada di Antalya, Turki kepada para pewarta Forwem ((Forum Wartawan Ekonomi Moneter) dengan audio telekonferensi di Ruang Pers, Kementerian Keuangan, Jakarta, hari Selasa (17/11).
Para wartawan ekonomi yang tergabung dalam FORWEM melakukan audio teleconference dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro yang mendampingi Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 (Group Of Twenty) di Antalya, Turki.
Para pewarta menanyakan berbagai pertanyaan tentang pertumbuhan ekonomi yang menjadi titik pembahasan para pemimpin dunia tersebut, dan menteri-menteri keuangan dari negara-negara anggota G-20.
Bambang menjelaskan dalam forum communique tersebut disepakati bahwa setiap negara meningkatkan pemahaman ekonomi global. Yang digunakan untuk menopang kesinambungan pertumbuhan ekonomi.
“Saat ini kami menginginkan tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 2 persen pada 2018,” kata Bambang.
Kehadiran delegasi Indonesia di G-20
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 berlangsung mulai dari Sabtu (14/11) sampai dengan Rabu (17/11) di Antalya, Turki. KTT tersebut menghadirkan para pemimpin dari negara-negara yang tergabung dalam kelompok G-20.
Hari Minggu (15/11) saat menemani Presiden Joko Widodo, Bambang menyampaikan negara-negara maju dan berkembang sepakat mengatasi tren perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dicirikan dengan adanya anomali, di mana tingkat pertumbuhan dari volume perdagangan dunia di bawah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Padahal menurut Bambang biasanya, menurut dia, pertumbuhan perdagangan itu di atas tingkat pertumbuhan PDB. Hal ini menunjukkan adanya perlambatan yang cukup akut di ekonomi global yang harus diatasi bersama-sama.
Dalam kesempatan terpisah di hari yang sama, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu solusi untuk menahan perlambatan ekonomi global. Sebab, infrastruktur dalam jangka pendek dapat menciptakan lapangan kerja, sementara dalam jangka menengah dan panjang dapat memperbaiki kapasitas perekonomian nasional.
Menurut Bambang, Presiden Jokowi juga menyampaikan perlunya upaya terus menerus melakukan reformasi arsitektur keuangan dunia dimana diharapkan negara kekuatan ekonomi baru dan negara berkembang mempunyai peran yang lebih besar di organisasi internasional seperti International Monetary Fund (IMF).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...