Inggris Dapat Mempertimbangkan untuk Mencabut Larangan HTS Suriah
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Inggris dapat mempertimbangkan kembali larangannya terhadap "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) sebagai organisasi terlarang, setelah kelompok tersebut mempelopori aliansi pasukan oposisi bersenjata Suriah yang membantu menggulingkan Presiden Bashar al Assad, kata menteri senior Inggris, Pat McFadden, pada hari Senin (9/12).
"Kami akan mempertimbangkannya. Dan saya pikir itu sebagian akan bergantung pada apa yang terjadi dalam hal bagaimana kelompok itu berperilaku sekarang," kata McFadden kepada Sky News, ketika ditanya apakah pemerintah Inggris akan mempertimbangkan larangan HTS lagi.
HTS, bekas afiliasi al-Qaeda, adalah organisasi terlarang di Inggris, yang berarti bahwa Inggris, seperti negara-negara Barat lainnya termasuk Amerika Serikat, menetapkannya sebagai kelompok teroris, sehingga ilegal untuk mendukung atau bergabung dengannya.
"Saya pikir itu harus menjadi keputusan yang relatif cepat, jadi itu adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan dengan cukup cepat, mengingat kecepatan situasi di lapangan," katanya kepada BBC Radio.
McFadden, anggota senior kabinet menteri Perdana Menteri, Keir Starmer, mengatakan tidak ada keputusan tentang HTS yang telah diambil selama akhir pekan, setelah Administrasi Operasi Militer merebut ibu kota Suriah, Damaskus, dan al Assad melarikan diri ke Rusia.
Pemerintah internasional termasuk Inggris telah menyambut berakhirnya rezim al Assad, yang menandai salah satu titik balik terbesar bagi Timur Tengah dalam beberapa generasi.
Pemimpin HTS Tiba di Damaskus
Pasukan oposisi Suriah mengatakan pada hari Minggu (8/12) bahwa pemimpin kelompok "Hayat Tahrir al-Sham", Abu Mohammed al-Golani, tiba di Damaskus beberapa jam setelah para pejuang merebut ibu kota dan mengatakan mereka menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Mengidentifikasi dia dengan nama aslinya Ahmed al-Sharaa, pernyataan di Telegram mengatakan dia telah "berlutut dan bersujud kepada Tuhan sebagai ucapan syukur" di tanah setelah tiba di ibu kota Suriah.
Sebuah video menunjukkan dia berlutut di sebuah ladang dan menundukkan kepalanya ke tanah.
Warga Suriah terbangun dengan suasana negara yang berubah pada hari Minggu, saat pasukan oposisi menyerbu Damaskus kurang dari dua pekan setelah serangan kilat yang menyatakan mereka telah menggulingkan "tiran" al Assad, yang keberadaannya tidak diketahui setelah dia dilaporkan melarikan diri dari Suriah. Diduga dia ada di Moskow, Rusia.
Sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah Suriah, yang diambil alih oleh oposisi, mengutip pernyataan al-Golani: "Kami terus bekerja dengan tekad untuk mencapai tujuan revolusi kami... Kami bertekad untuk menyelesaikan jalan yang kami mulai pada tahun 2011."
Tahun itu, al Assad menindak tegas pengunjuk rasa pro demokrasi yang damai, yang memicu konflik kompleks yang melibatkan pasukan asing.
Pernyataan yang disiarkan televisi itu mengatakan bahwa "kami tidak akan berhenti berjuang sampai semua hak rakyat Suriah yang hebat terjamin. Masa depan adalah milik kami dan kami sedang bergerak menuju kemenangan." (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Manfaat Tidur untuk Kesehatan Otak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Profesor Maiken Nedergaard dari University of Rochester dan University of...