Inovasi Alat Peringatan Dini Banjir dan Robot Pemantau Kebakaran Hutan
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mahasiswa UGM tak henti berinovasi. Kali ini mahasiswa UGM berhasil menciptakan inovasi alat peringatan dini banjir secara interaktif. Selain itu juga mengembangkan robot cerdas sebagai sarana pemantau bencana kebakaran hutan.
Mahasiswa Fakultas Teknik membuat inovasi teknologi alat peringatan dini (EWS) banjir yang bersifat interaktif. Pengembangan alat bertujuan untuk meminimalkan dampak banjir.
Mereka adalah Asri Nur Latifah, Suryo Prakoso Putra, Zufar Amanulah M, Toga Ardian S, dan Shalahuddin Al-Ayubi, yang mengembangkan sistem deteksi dini banjir berbasis Internet of Things (IoT). Sistem IoT ini menghubungkan peralatan EWS dengan aplikasi yang ada pada smartphone bernama iFeel.
"Aplikasi ini terhubung dengan peralatan EWS yang ditempatkan di daerah rawan banjir. Kemudian, melalui peralatan tersebut akan mengirimkan informasi secara realtime mengenai kondisi ketinggian air di beberapa titik yang terdapat peralatan iFlee," kata Suryo di FT UGM, Selasa (14/6), seperti dilansir dari situs ugm.ac.id.
Apabila ketinggian air mencapai kisaran tertentu pada aplikasi, maka alat akan mengirimkan informasi kepada warga, berupa peringatan dini di sekitar alat terpasang. Informasi yang dikirim berupa SMS dan notifikasi pada aplikasi berbentuk animasi.
Peralatan yang dikembangkan berupa perangkat keras yang terdiri atas sensor, mikrokontroler, dan juga modul Global System for Mobile Communications (GSM). Sementara untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik mereka menggunakan panel surya, yang pada akhirnya energinya akan disimpan ke dalam bentuk power bank.
"Trial project aplikasi iFlee akan diterapkan di Jakarta yang merupakan daerah rawan bencana banjir," katanya.
Aplikasi iFlee, memiliki fitur-fitur pendukung dalam hal tracking dan mapping yang berfungsi sebagai media pertama dalam usaha tanggap bencana. Sebagai jembatan komunikasi aplikasi iFlee bekerja dengan real time server, yang terintegrasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sehingga aliran informasi menjadi lebih cepat dan valid. Aplikasi ini juga terdapat menu detail yang berguna untuk melihat kerugian yang ditimbulkan akibat banjir.
"Aplikasi ini tak hanya mendeteksi ketinggian air, namun juga dapat digunakan untuk mendeteksi ketinggian lahar dingin," katanya.
Robot Cerdas Pantau Kebakaran Hutan
Sementara itu, inovasi lain juga dikembangkan sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik UGM lainnya, yaitu Automated Mobile Robot for Monitoring and Prevent Forest Fire Disaster atau Amro Monster.
Amro Monster merupakan sebuah prototipe robot cerdas untuk mencegah dan memonitor secara real time bencana kebakaran hutan yang dibuat oleh Muhammad Kemal Jayadi, Bayu Perwito Aji, Argha Jiwa Kusuma, Ina Eprilia, dan Muhammad Iqbal Ardiansyah.
Amro Monster dirancang dapat berjalan di berbagai medan, dan memonitor lahan secara luas. Robot ini dikendalikan dengan radio frequency melalui komputer atau laptop. Selain itu, juga dilengkapi dengan sensor suhu, sensor tekanan, sensor kelembapan, dan sensor konsentrasi gas, serta hand manipulator. Sensor digunakan untuk mengirimkan informasi kondisi fisik seperti tekanan, suhu, kelembapan, dan konsentrasi gas di lingkungan sekitar robot kepada pusat pengendali.
"Apabila ada benda yang tidak diinginkan dan menghalangi jalur ekspedisi, maka dapat dipindahkan dengan hand manipulator," kata Kemal.
Aplikasi ini, nantinya bisa digunakan sebagai komplementer sarana dan prasarana manusia dalam membantu kegiatan monitoring kebakaran hutan. Mereka pun berharap bencana kebakaran lahan dapat diminimalkan dengan kerja robot otomatis yang terprogram ini, sehingga tidak ada lagi pihak yang dirugikan akibat bencana kebakaran hutan.
Editor : Sotyati
Indonesia Kirimkan Bantuan 2,7 Juta Dosis Vaksin Polio bOPV ...
YANGON, SATUHARAPAN.COM- Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan berupa 2,7 juta dosis vaksin Polio...