Investasi di Industri Pangan Nasional Terus Meningkat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pertumbuhan industri makanan, minuman dan tembakau kian meningkat. Industri pangan terbukti telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total PDB sekitar 6,96 persen. Sementara kontribusi terhadap total industri non-migas adalah sebesar 33,79 persen dan meningkat jika dibandingkan dengan sektor lainnya pada triwulan I tahun 2013.
Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim pada Jumat (31/5) di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta di sela acara Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman yang berlangsung pada 28 hingga 31 Mei 2013 kemarin di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Sedangkan dari sisi penerimaan devisa, industri makanan dan minuman juga turut memberikan kontribusi yang signifikan. Tahun 2012, industri ini mampu mencatat nilai investasi sebesar 63,65 triliun rupiah. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan nilai investasi tahun 2011, sebesar 60,53 triliun rupiah.
"Peningkatan ini dapat dicapai karena didukung oleh program hilirisasi industri agro yang mendapat sambutan baik oleh banyak investor dalam dan luar negeri," kata Abdul Rochim.
Kemajuan dalam industri pangan dalam negeri inilah yang menjadi salah satu latar belakang diadakannya pameran makanan dan minuman oleh Kemenperin. Seperti dikatakan lagi oleh Abdul Rochim, "Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk industri pangan dalam negeri kepada masyarakat umum."
“Tujuan utama pameran ini adalah memperkenalkan produk-produk hasil industri dalam negeri. Agar produk dalam negeri lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas. Jangan sampai produk luar negeri atau produk impor lebih dikenal dari pada produk dalam negeri,” kata Abdul Rochim dalam wawancara khusus dengan Satu Harapan.
Acara yang digelar setiap tahunnya oleh Direktorat Industri Makanan Hasil Laut Perikanan serta Direktorat Industri Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian ini, mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat.
Ini karena Kementerian Perindustrian cukup selektif dalam menentukan produk atau perusahaan yang akan mengisi stand yang disediakan. Mengingat pameran kali ini adalah pameran yang lebih mengkhususkan pada industri agro atau industri menengah besar, maka perusahaan yang ingin mengikuti pameran wajib memiliki standar Good Manufacturing Practice (GMP).
Pameran ini diselenggarakan juga untuk mendorong produk kepada arah peningkatan mutu guna menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Dimana sektor pangan merupakan salah satu sektor yang dipercepat pelaksanaannya.
Selain itu juga dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat konsumen produk tersebut. Sehingga dari sisi konsumen, tidak perlu takut mengkonsumsi produk yang di pamerkan, karena sudah pasti terjamin kualitasnya.
Produk-produk yang diikutkan dalam pameran ini pun akan terus dipantau oleh direktorat yang berwenang dari Kementerian Perindustrian. Bagi produk yang telah lolos verifikasi namun belum memiliki sertifikat, akan difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian. Termasuk pada kesiapan perusahaan jika produk tersebut akan distandarisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib.
Dalam mengumpulkan exhibitor, Kementerian Perindustrian juga bekerjasama dengan sejumlah Asosiasi, salah satunya adalah Gabungan Pengusaha Muslim Indonesia (Gapmi).
Kementerian Perindustrian akan kembali menggelar pameran seperti ini, di pertengahan puasa tahun ini atau sekitar bulan Juli, bertempat di Kementerian Perindustrian. Untuk pameran pada bulan Juli mendatang, direktorat terkait akan bekerjasama dengan Industri Kecil dan Menengah (IKM), sehingga dari sisi produk juga akan banyak menampilkan produk IKM.
Editor : Wiwin Wirwidya Hendra
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...