Investasi Peralatan Penelitian LIPI di Titik Kritis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Investasi peralatan dan fasilitas penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memasuki titik kritis setelah tidak ada pembaruan dalam 32 tahun, kata Kepala LIPI Lukman Hakim.
Kepala LIPI Lukman Hakim di Jakarta, Selasa (24/6), mengatakan, investasi terakhir yang dilakukan lembaga penelitian ini terjadi pada 1982, karenanya sudah termasuk sampai pada titik kritis.
"Apalagi peralatan untuk penelitian sekarang sudah banyak berubah, ke digital. Makanya peralatan kita sudah mulai tertinggal," katanya.
Ia mengatakan, LIPI mengadakan rencana strategis, dengan mengumpulkan data seluruh peralatan, dan melakukan penilaian apa saja yang dibutuhkan sekarang ini.
"LIPI juga melakukan prioritas, dengan menempatkan peralatan untuk digunakan di sektor yang memang membutuhkan, ini agar peralatan dapat digunakan secara maksimal," ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, ia berharap pemerintahan baru akan memperjuangkan kenaikkan anggaran, untuk riset dan penelitian di Indonesia.
"Karena kita sudah keluar dari status negara miskin, kita tidak bisa lagi menerima `gran`. Karenanya satu-satunya cara menaikkan anggaran riset dan penelitan sendiri dari APBN," ujar dia.
Selain meningkatkan fasilitas, dan peralatan guna mendukung riset dan penelitian, ia mengatakan LIPI juga telah mengajukan penambahan peneliti hingga 300 orang. Lembaga penelitian ini akan lebih banyak menerima peneliti lulusan luar negeri.
Dengan tunjangan peneli yang ditingkatkan hingga 70 persen, menurut dia, akan semakin banyak peneliti-peneliti muda kembali dan menetap kembali ke Tanah Air. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...