Irak Hampir Rebut Masjid Al-Nuri dari ISIS
MOSUL, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Irak menuju Masjid Al-Nuri, tempat di mana pemimpin ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), Abu Bakr Al-Baghdadi, menyatakan kekhalifahan Islam pada Juni 2014.
Helikopter tentara Irak dilaporkan menembaki posisi ISIS di kawasan Kota Tua Mosul pada hari Minggu (19/3) untuk menguasai wilayah strategis dan simbolik bagi ISIS, Masjid Al-Nuri.
Pasukan Federal, menurut laporan Reuters dan Iraqi News, telah maju melewati stasiun kereta api di Mosul barat dan makin dekat ke masjid tersebut. Seorang komandan polisi mengatakan mereka sangat dekat untuk menguasai wilayah itu.
Warga Mosul dilaporkan melarikan diri dari daerah tersebut di jalan-jalan di mana banyak bangunan rusak parah dengan suara tembakan menggema di belakang mereka. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Pertempuran untuk merebut kembali benteng terakhir ISIS di Irak telah memasuki bulan keenam. Pasukan pemerintah Irak, yang didukung oleh Amerika Serikat telah membersihkan wilayah timur dan barat kota Mosul barat dan sekarang fokus pada menguasai Kota Tua.
Pertempuran terbaru menargetkan Masjid Al-Nuri yang berusia berabad-abad, dengan menaranya yang terkenal. Merebut masjid itu akan menjadi pukulan bagi ISIS, karena dari tempat itu pemimpin ISIS menyatakan kekhalifahan setelah kelompok garis keras itu menguasai sejumlah wilayah Irak dan Suriah.
Para pejabat AS memperkirakan sekitar 2.000 militan ISIS masih bertahan di dalam kota yang merupakan terbesar kedua di Irak. Mereka bertahan dengan senjata mortir, penembak jitu dan bom mobil bunuh diri..
Dilaporkan bahwa sejauh ini bendera ISIS yang berwarna hitam masih berkibat dari menara masjid yang dikenal juga Menara Al-Hadbaa, pada hari Minggu.
Warga Mengungsi
Komandan Jenderal Polisi, Khalid Al-Obedi kepada wartawan mengatakan, "Kami maju menuju Kota Tua. Perlawanan mereka melemah. Mereka sebagian besar menggunakan bom mobil dan yang menunjukkan mereka kehilangan pertahanan."
Pertempuran memasuki wilayah padat penduduk di Mosul barat, dan banyak penduduk yang melarikan diri dari daerah di mana makanan dan air sangat langka dan rumah mereka sering terjebak dalam tembak-menembak.
Sebanyak 600.000 warga sipil diperkirakan terperangkap di dalam kota dengan para militan. Sekitar 255.000 orang telah mengungsi dari Mosul dan sekitarnya sejak Oktober, termasuk lebih dari 100.000 orang yang mengungsi sejak serangan militer di Mosul barat pada 19 Februari, menurut laporan PBB.
Pada pekan terakhir terjadi peningkatan tertinggi pengungsian dengan 32.000 pengungsi antara tanggal 12 dan 15 Maret.
Editor : Sabar Subekti
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...