Irak Kecam Dugaan Serangan Kimia Suriah
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Irak, hari Jumat (7/4), mengecam dugaan serangan kimia yang menewaskan puluhan warga sipil di Suriah.
Irak menyebutnya “eskalasi berbahaya,” dan mengatakan pihaknya mendukung setiap upaya untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab.
Kecaman dari Kementerian Luar Negeri Irak muncul beberapa jam setelah pasukan Amerika Serikat (AS) menembakkan 59 rudal jelajah di pangkalan udara Shayrat di Suriah guna menghukum rezim Presiden Bashar al-Assad atas serangan itu, terlepas dari penyangkalan akan keterlibatannya.
Kementerian Luar Negeri Irak dalam sebuah pernyataan menekankan kecaman kerasnya atas penggunaan senjata kimia di Suriah, yang dianggapnya sebagai eskalasi yang sangat berbahaya.
Baghdad tidak menyebutkan nama Assad, tapi menyebutkan partainya Baath, yang memerintah Suriah. Partai tersebut juga pernah berkuasa di Irak dan di bawah pemerintahannya warga sipil juga tewas dalam serangan kimia di Irak sebelum invasi AS pada 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein.
“Kami menegaskan dukungan besar kami terhadap setiap upaya komunitas internasional untuk menghukum pihak-pihak yang menggunakan senjata kimia,” menurut pernyataan itu.
Sebanyak 86 orang, termasuk sedikitnya 27 anak, tewas dalam dugaan serangan kimia di Khan Sheikhun, kota yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib, Suriah.
AS Ancam Tindakan Lebih Lanjut di Suriah
Sementara itu AS, pada hari Jumat (7/4) mengancam akan mengambil tindakan militer lebih lanjut di Suriah usai serangan udaranya di sebuah pangkalan udara di negara itu dengan dalih sebagai balasan atas dugaan serangan kimia.
“Amerika Serikat mengambil langkah terencana semalam,” kata Duta Besar AS, Nikki Haley, kepada Dewan Keamanan PBB.
“Kami siap melakukan tindakan lebih lanjut, tapi kami harap itu tidak diperlukan.”
Dewan Keamanan bertemu dalam sidang darurat untuk membahas tindakan AS di Suriah yang disebut Rusia “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan tindakan agresi” terhadap Suriah.
Haley mengatakan, serangan udara menghancurkan sebuah lapangan udara, tempat yang diyakini AS sebagai lokasi peluncuran serangan kimia di kota yang dikuasai pemberontak Khan Sheikhun.
“Kami sepenuhnya dibenarkan dalam melakukan serangan itu,” katanya.
“Amerika Serikat tidak akan lagi menunggu Assad menggunakan senjata kimia tanpa konsekuensi apa pun,” tegas Haley. “Saat-saat itu sudah berakhir.”
Sementara mengancam serangan lebih lanjut, duta besar AS tersebut juga mengatakan sudah saatnya mendorong solusi politik bagi perang enam tahun itu. (AFP)
Editor : Melki Pangaribuan
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...