Rusia: AS Memainkan Permainan Terorisme di Suriah
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat (AS) “sedang memainkan game terorisme,” ungkap Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, pada hari Sabtu (8/4), dalam perundingan pertamanya via telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, sejak serangan udara Washington di Suriah pekan lalu.
“Negara yang berjuang melawan terorisme sedang memainkan permainan terorisme,” dan “menciptakan ancaman keamanan regional dan global,” menurut peringatan Lavrov, yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Lavrov juga menegaskan posisi Rusia bahwa tuduhan yang menyebutkan rezim Suriah melancarkan serangan senjata kimia ke Kota Khan Sheikhun di Suriah pekan lalu “tidak sama dengan kenyataannya.”
AS pada Kamis menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk dari kapal perang di Laut Mediterania ke pangkalan udara Shayrat di dekat Homs di Suriah tengah.
Sehari sebelumnya Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa foto korban dari Khan Sheikhun yang sedang kesakitan , “sangat menganggu” pikirannya.
Panggilan telepon pada Sabtu itu adalah yang pertama yang dilakukan kedua menteri luar negeri sejak serangan yang dilancarkan di pangkalan udara Suriah.
Warga Suriah Tinggalkan Distrik
Sementara itu ratusan lebih pemberontak Suriah dan keluarga mereka, hari Sabtu (8/4), meninggalkan kawasan terakhir yang dikuasai oposisi di kota pusat Homs, ungkap kantor berita pemerintah Suriah.
SANA melaporkan bahwa sedikitnya 242 pemberontak telah meninggalkan Waer bersama dengan keluarga mereka di bawah kesepakatan yang mengamankan perjalanan mereka ke wilayah lain di negara itu yang dikuasai pemberontak.
Gubernur provinsi Homs, Talal Barazi, mengatakan kepada SANA bahwa sampai 400 pemberontak dan kerabat mereka diperkirakan akan pergi pada sore hari, dengan evakuasi yang berlanjut setiap pekan sampai akhir bulan.
Evakuasi pada hari Sabtu merupakan gelombang keempat keberangkatan pemberontak dari Waer di bawah kesepakatan yang diawasi Rusia untuk sepenuhnya mengontrol Kota Homs di bawah kendali rezim.
Kesepakatan yang dicapai pada awal Februari tersebut menyusul kesepakatan awal yang tertunda setelah serangkaian evakuasi.
Kesepakatan itu menyerukan agar pasukan Rusia, yang berada di Suriah untuk mendukung rezim, memasuki Waer setelah evakuasi untuk menjamin keselamatan warga sipil yang ada berakhir.
Pengungsi menuju ke wilayah lain yang dikuasai pemberontak di Provinsi Homs, atau ke Idlib di Suriah barat laut dan Jarabulus di Provinsi Aleppo utara.(AFP)
Editor : Melki Pangaribuan
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...