Irak Minta AS Lancarkan Serangan Udara
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Gedung Putih pada Rabu (18/6) menyatakan Presiden Barack Obama belum mengesampingkan kemungkinan serangan udara di Irak untuk mendukung pasukan pemerintah melawan militan Sunni yang mengancam memecah belah negara tersebut.
Obama, yang dijadwalkan akan bertemu kongres, termasuk kritikus dari partai Republik, untuk membahas strategisnya, sedang mempertimbangkan berbagai opsi, menurut Carney.
“Satu-satunya yang dikesampingkan presiden adalah mengirim pasukan kembali bertempur di Irak, namun ia masih mempertimbangkan opsi lainnya,” tambahnya.
“Sedang dilakukan usaha yang akan membantu kami melihat dengan lebih jelas opsi apa saja yang tersedia untuk presiden,” ujarnya, saat ditanyai apakah Obama mengesampingkan serangan udara.
Sebelumnya, sejumlah media AS mewartakan bahwa Gedung Putih memutuskan untuk menunda serangan udara guna memeriksa kemajuan pergerakan kelompok Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) di wilayah wilayah Irak – sebagian karena kesulitan mengidentifikasi target yang tepat.
Sementara Irak sudah secara resmi meminta AS lancarkan serangan udara melawan milisi jihad yang menguasai kota-kota penting Irak sejak pekan ini.
“Kami telah mendapatkan permintaan bantuan angkatan udara dari pemerintah Irak, " kata komandan militer AS Martin Dempsey di depan senator AS.
Pernyataan itu muncul setelah milisi Sunni melancarkan serangan ke kilang minyak terbesar Irak di Baiji di Provinsi Salahuddin, sebelah utara Baghdad.
PM Irak Nouri Maliki mengingatkan warga Irak supaya bersatu melawan milisi.
Sementara pasukan pemerintah berusaha memukul mundur ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dan sekutu Sunni di Provinsi Diyala dan Salahuddin, setelah milisi menguasai kota terbesar kedua di Irak, Mosul, mulai Minggu lalu.
Presiden AS Barack Obama telah bertemu anggota senior kongres hari Rabu untuk membicarakan krisis Irak ini.
Gambaran detail tentang ISIS dalam dua laporan tahunan, sangat mengejutkan. Terdapat aksi mengerikan dari laporan tersebut – didapatkan dari klaim jumlah orang yang telah mereka bunuh melalui bom mobil, serangan bunuh diri dan “pembunuhan orang orang murtad”. Hal itu menunjukkan “organisasi yang semakin terstruktur”, ujar laporan analis dari Institute for Study of War (ISW).
Data statistik menunjukan fokus serangan ISIS, selama dua tahun, di Provinsi Nineveh, yang dibuktikan dengan mundurnya tentara Irak dari Mosul pekan lalu. Lebih dari 30 persen dari serangan ISIS tahun 2012 dan 2013 difokuskan pada Nineveh, disertai dengan ancaman terhadap anggota militer Irak dan intimidasi terhadap wartawan lokal.
Namun laporan menunjukkan ISIS memiliki ambisi nasional, untuk mengambil alih sebagian besar negara. Peneliti dari ISW mengingatkan dengan tidak adanya strategi pertahanan, ISIS “akan menjadi pemain utama permanen di Timur Tengah”.
Milisi dalam “Kontrol”
Hari Rabu, militer Irak mengklaim telah memukul mundur milisi ISIS dalam serangan di kilang Baiji, 210 km utara Baghdad
Serangan dilaporkan dimulai pukul 04:00 waktu setempat di dua dari tiga pintu masuk utama kilang Baiji.
Juru Bicara tentara Irak Qasim Ata dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di televisi menyatakan “Pasukan keamanan telah menggagalkan serangan ISIS di kilang Baiji dan 40 teroris tewas”.
Tapi sumber tanpa nama di kantor berita Reuters menyatakan pemberontak menguasai 75 persen kilang Baiji.
Kota Baiji telah dikuasai ISIS dan milisi minggu lalu. Personel asing termasuk sebagian warga negara Inggris, telah dievakuasi dari kilang lebih dini namun staf lokal tetap berada di kilang.
Kilang Baiji yang telah dikuasai ISIL mengganggu pasokan bensin dan produk minyak bumi lainnya. Kilang Baiji memasok seperempat dari kapasitas penyulingan negara itu. Pembangkit listrik di kilang itu sangat penting, karena Irak kekurangan listrik akut.
Dugaan sementara Baiji akan menjadi target milisi. Area ini didominasi oleh Muslim Sunni dan sarang aktivitas pemberontak selama pendudukan AS, sehingga lahan subur bagi ISIS.
ISIS memiliki rekam jejak menguasai aset yang menguntungkan seperti kilang minyak.
Perwakilan pemimpin spiritual Syiah, Ayatollah Ali al-Sistani, menyatakan pemimpin agama mempunyai rasa akan bahaya sesungguhnya yang mengancam Irak dan persatuannya.
Dalam wawancara Sheikh Abdul Mahdi Karbalai menyatakan “respons terhadap pemberontak harus didukung oleh masyarakat dari semua sekte”.
Tentara Bayaran dan Teroris
PM Maliki menggambarkan kekalahan terhadap ISIS sebagai kemunduran, tetapi ia menambahkan "tidak setiap kemunduran adalah kekalahan"
Kemunduran ini telah memungkinkan Irak untuk memulihkan persatuan nasional," kata Maliki, Rabu.
Maliki telah lama dituduh mendukung mayoritas Muslim Syiah dan menyebabkan keresahan di antara minoritas Sunni.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Iran tidak akan "mengampuni setiap upaya ISIL” menguasai tempat suci Syiah di Irak dan melawan "tentara bayaran, pembunuh dan teroris".
Rouhani mengatakan itu di laporan kepala pasukan elite Quds Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani, yang berada di Baghdad untuk membantu mengkoordinasikan perang melawan milisi. Menurut sumbert PBB sekitar 500.000 orang dilaporkan kehilangan tempat tinggal sejak jatuhnya Mosul. (bbc.co.uk/AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...