Iran Bantah Klaim AS Terlibat dalam Krisis Yaman
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Iran pada Rabu (26/2) membantah pihaknya memainkan peran dalam perebutan kekuasaan oleh milisi Syiah di Yaman, tuduhan yang dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.
Saat berbicara kepada anggota parlemen AS pada Selasa, Kerry mengatakan bahwa dukungan “penting” untuk milisi Huthi oleh Iran yang didominasi Syiah “berkontribusi” pada keruntuhan pemerintah Yaman.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran Marzieh Afkham merespons dengan mengatakan bahwa pernyataan Kerry “tidak lain hanyalah permainan saling menyalahkan yang sepenuhnya bertentangan dengan apa yang sebelumnya disebutkan pejabat AS”.
Dia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Pendekatan fundamental Iran adalah bahwa negara harus memastikan nasib mereka dengan tangan mereka sendiri,” kata Afkham, yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.
“Intervensi asing apa pun akan lebih memperkeruh situasi di negara ini.”
Houthi menyerbu Sanaa dari benteng pegunungan mereka di utara pada September dan mengambil alih ibu kota itu.
Presiden Abedrabbo Mansour Hadi mundur di bawah tekanan pada Januari dan di bawah tahanan rumah. Namun kemudian dia melarikan diri pada akhir pekan.
Sebelumnya, dukungan Iran untuk pemberontak Syiah di Yaman “berkontribusi” dalam pengambilalihan ibu kota Yaman oleh milisi dan runtuhnya pemerintahan, ungkap diplomat tertinggi AS John Kerry pada Selasa (24/2).
Saat berbicara kepada anggota parlemen AS, Kerry setuju bahwa dukungan Teheran bagi milisi Houthi “penting” dalam menopang pemberontak.
Ditanya apakah pemerintah Yaman runtuh karena dukungan Iran untuk Houthi, Kerry menjawab: “Saya pikir dukungan mereka (Iran) berkontribusi untuk itu.”
“Namun, saya tahu bahwa warga Iran terkejut dengan peristiwa yang terjadi dan menginginkan dialog nasional dilakukan,” kata Kerry kepada komite alokasi anggaran Senat, di awal sidang anggaran yang digelar selama dua hari.
Kerry pada Minggu dan Senin bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Jenewa membahas perundingan seputar program nuklir Teheran, namun mengakui bahwa dia juga “membahas secara singkat” beberapa isu lain.
Kerry mengungkapkan dirinya berencana untuk bertemu dengan pemimpin Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di London untuk membahas krisis di Yaman selain isu lainnya.
AS menutup kedutaannya di Yaman pada awal bulan ini, bersama dengan Prancis dan Inggris, di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap ketidakamanan di negara itu. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...