Iran Kecam Saudi Eksekusi Ulama Syiah
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Iran memperingatkan bahwa Arab Saudi akan membayar "mahal" karena mengeksekusi ulama Syiah terkemuka Nimr al-Nimr.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan 47 orang, sebagian besar adalah tersangka anggota Al Qaeda, termasuk Sheikh Nimr, dieksekusi setelah dinyatakan bersalah mengadopsi ideologi radikal "Takfiri" dan bergabung dalam "organisasi teroris" dan menerapkan berbagai "plot kriminal".
Kerajaan Islam konservatif, yang biasanya mengeksekusi orang dengan melakukan pemenggalan di depan umum, telah menahan ribuan militan Islam setelah serangkaian serangan yang dilakukan oleh Al Qaeda pada tahun 2003-2006 yang menewaskan ratusan orang, dan telah menghukum ratusan anggota mereka.
Namun, pemerintah Saudi juga menahan ratusan anggota minoritas Syiah setelah melakukan aksi protes pada tahun 2011-2013, di mana beberapa polisi tewas dalam penembakan dan serangan bom bensin.
Sheikh Nimr, seorang ulama yang berusia 56 tahun, adalah pionir dari aksi protes yang meletus pada tahun 2011 di mana minoritas Syiah mengeluhkan marjinalisasi.
Dalam daftar yang akan dieksekusi oleh pemerintah Saudi, nama keponakan Sheikh Nimr tidak termasuk yaitu Ali al-Nimr, yang berusia 17 tahun. Saat itu, ia ditangkap ketika ikut melancarkan aksi protes.
Pernyataan Kementerian Dalam Negeri dimulai dengan ayat-ayat Al-Quran yang membenarkan penggunaan eksekusi dan televisi negara tersebut memperlihatkan gambar setelah diserang Al Qaeda dalam satu dekade terakhir.
Nama Mufti Saudi Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh muncul di televisi setelah pemerintah mengumumkan siapa saja yang akan dieksekusi terkait terorisme.
Eksekusi tersebut telah membuat marah rival daerah utama Arab Saudi yaitu Syiah Iran, dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri negara tersebut yaitu Hossein Jaber Ansari dan mengancam pembalasan.
"Pemerintah Saudi mendukung gerakan teroris dan ekstremis, tetapi menghadapi kritikus dalam negeri dengan penindasan dan pelaksanaan eksekusi ... Pemerintah Saudi akan membayar mahal karena kebijakan ini," kata Ansari.
Komentar itu muncul setelah tokoh ulama Iran Ayatollah Ahmad Khatami - yang memiliki hubungan dekat dengan petinggi berkuasa Iran - mengecam eksekusi dan meramalkan dampak yang akan menurunkan keluarga penguasa Saudi.
"Saya tidak ragu bahwa darah murni ini akan menodai kerah Kerajaan Saudi dan memusnahkan mereka dari halaman sejarah," kata Ayatollah Khatami, seorang anggota Majelis Ahli dan pemimpin shalat Jumat, mengatakan kepada kantor berita Mehr.
"Kejahatan yang dilakukan Saudi dengan mengeksekusi Sheikh Nimr adalah bagian dari pola kriminal oleh keluarga berbahaya ini ... dunia Islam diharapkan menangis dan mengecam rezim terkenal ini sebanyak yang mereka bisa."
Mantan perdana menteri Irak dan seorang politisi terkemuka yang memiliki hubungan dengan Iran, Nuri al-Maliki, mengatakan eksekusi akan menandai akhir dari pemerintah Arab Saudi.
"Kami sangat mengutuk praktik sektarian yang menjijikkan ini dan menegaskan bahwa kejahatan mengeksekusi Sheikh al-Nimr akan menggulingkan rezim Saudi seperti mengeksekusi martir (Muhammad Baqir) al-Sadr yang dilakukan oleh Saddam (Hussein)," kata Maliki, merujuk pada ulama Syiah terkemuka yang tewas pada tahun 1980. (abc.net.au)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...