Iran Minta Sanksi Dicabut Saat Perjanjian Nuklir Dilaksanakan
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Iran ingin sanksi internasional dicabut pada hari yang sama saat perjanjian dengan negara adidaya atas program nuklirnya dilaksanakan, kata Presiden Hassan Rouhani, Kamis (9/4).
“Kami tidak akan menandatangani perjanjian apa pun kecuali pada hari pertama pelaksanaan perjanjian semua sanksi ekonomi dicabut sepenuhnya pada hari yang sama,” kata Rouhani.
Pekan lalu, Teheran dan enam negara adidaya (Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Prancis dan Rusia plus Jerman) menyepakati sebuah kerangka perjanjian yang akan ditandatangani pada akhir Juni, yang akan mengekang program nuklir Iran sebagai ganti atas pencabutan sanksi internasional.
Waktu pencabutan sanksi itu adalah salah satu masalah menonjol yang masih harus disepakati dalam perjanjian final.
Pemerintah Barat, yang menjatuhkan sanksi mereka sendiri di luar sanksi PBB, mendesak pencabutan sanksi tersebut secara bertahap.
“Sebagai imbalan atas kerja sama Iran di masa mendatang, kami dan rekan internasional kami akan memberikan kelonggaran secara bertahap untuk sanksi yang berdampak pada ekonomi Iran,” kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry pekan lalu.
Sementara pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan kerangka perjanjian nuklir yang disepakati pekan lalu tersebut tidak menjamin perjanjian penuh yang akan dicapai pada Juni.
“Apa yang dilakukan sejauh ini tidak menjamin sebuah perjanjian, atau pun kontennya, bahkan negosiasi akan berlanjut hingga akhir,” ujar Khamenei, yang memutuskan final atas semua masalah kenegaraan, menurut situs resminya.
Khamenei mengatakan dia tidak mengambil posisi apa pun hingga “tidak ada yang perlu disikapi”.
“Pejabat mengatakan belum ada yang diambil dan belum ada yang mengikat. Saya tidak mendukung atau pun menentang.” (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...