Iran Peringati 35 Tahun Revolusi Islam
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Ratusan ribu orang berkumpul di jalan-jalan di Teheran, ibu kota Iran, untuk memperingati ulang tahun ke-35 revolusi Islam di negara itu.
Presiden Hassan Rouhani rencananya memberikan pidato pada acara hari Selasa (11/2) ini yang merupakan pidatonya yang pertama di depan publik sejak menjadi presiden pada bulan Agustus 2013.
Kantor berita resmi Iran, IRNA melaporkan bahwa kegiatan untuk memperingati ulang tahun revolusi itu diselenggarakan sehari setelah Iran melakukan uji coba dua rudal mereka.
Program rudal balistik Iran telah lama menjadi sumber keprihatinan negara-negara Barat karena mampu menjangkau musuhnya, Israel.
"Generasi baru rudal balistik dengan hulu ledak fragmentasi, dengan dipandu laser untuk serangan permukaan ke permukaan dan udara ke permukaan, telah berhasil diuji," kata Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehgan.
Dia mengatakan rudal balistik baru bisa "menghindari sistem anti rudal" dan mampu menimbulkan "kehancuran besar.
Revolusi 1979
Revolusi di Iran terjadi pada tahun 1979 setelah pengepungan selama sekitar 10 bulan terhadap kedutaan besar Amerika Serikat di Teheran, setelah kekuasaan sekutu AS, Shah Iran jatuh.
Mahasiswa radikal menyerbu kedutaan besar AS, dan menyandera 52 orang. Mereka baru dibebaskan setelah 444 hari pengepungan, dan menandai berakhir hubungan diplomatik Washington dengan Teheran.
Namun belakangan hubungan Iran dan AS mulai diperbaiki melalui kesepakatan sementara dengan kekuatan Barat untuk menurunkan program nuklirnya. Pihak Barat menduga program nuklir Iran ditujukan untuk membuat bom nuklir, meskipun Iran selalu menyebutkan untuk tujuan damai.
Spanduk-spanduk tentang perayaan itu masih terkait dengan AS, seperti diungkapkan "Kita akan berdiri sampai akhir, "Kita akan berdiri melawan dan kami siap untuk semua opsi di atas meja", dan "Kami siap untuk pertempuran besar. (IRNA/ aljazeera.com)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...