Iran Tak Izinkan Perusahaan Asing Uji Vaksin ke Warganya
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Perusahaan asing tidak akan diizinkan untuk menguji vaksin COVID-19 pada rakyat Iran, kata Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada hari Sabtu (9/1), sehari setelah Pemimpin Tertinggi Iran melarang impor vaksin dari Amerika Serikat dan Inggris.
“Perusahaan asing ingin memberi kami vaksin agar bisa diuji pada rakyat Iran. Tetapi kementerian kesehatan mencegahnya,” kata Rouhani dalam sambutan yang disiarkan televisi, tanpa menyebut nama perusahaan atau memberikan rincian lebih lanjut.
“Orang-orang kami tidak akan menjadi alat uji bagi perusahaan pembuat vaksin,” tambahnya. "Kami akan membeli vaksin asing yang aman."
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, otoritas tertinggi Iran, mengatakan pada hari Jumat (8/1) bahwa AS dan Inggris "tidak dapat dipercaya" dan mungkin berusaha untuk menyebarkan infeksi ke negara lain.
Iran dapat memperoleh vaksin dari tempat terpercaya lainnya, tambahnya, tanpa memberikan rincian. China dan Rusia sama-sama sekutu Iran, negara Timur Tengah yang paling parah terkena virus corona.
Khamenei mengulangi tuduhan itu dalam sebuah tweet yang dihapus oleh Twitter bersama dengan pesan yang mengatakan itu melanggar aturan platform terhadap misinformasi.
Iran meluncurkan uji coba pada manusia terhadap kandidat vaksin COVID-19 domestik pertamanya akhir bulan lalu, dengan mengatakan itu dapat membantu negara itu mengalahkan pandemi meskipun ada sanksi AS yang memengaruhi kemampuannya untuk mengimpor vaksin.
Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir tahun 2015 dan memberlakukan kembali sanksi. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...